Mon 5-May-2025

Rasisme Israel Bukan Hanya Pada Orang Palestina

Kamis 9-November-2017

Sebuahlaporan yang dirilis surat kabar Amerika &ldquoUSA Today&rdquo beberapa hari yang lalumengungkap tentang kekecewaan besar pada sejumlah organisasi HAM terhadap rasismeentitas penjajah Zionis Israel terhadap ribuan pengungsi Afrika.

Laporanini menyebutkan ada 40 ribu pengungsi Afrika sebagian besar dari EritreaSudan selatan dan Ethiopia yang mendekam di pusat-pusat penampungan di padangpasir Nagev (wilayah selatan Palestina terjajah sejak tahun 1948). Israelmenutup rapat akses media terhadap perlakuan tidak manusiawi terhadap parapengungsi tersebut bahkan terhadap anak-anak pengungsi yang lahir di kamp-kamppenampungan tersebut.

Laporanini menambahkan sejumlah pengungsi kaget dengan perlakuan tidak manusiawi penjajah Zionisterhadap mereka. Karena pamor entitas penjajah Zionis sebagai &ldquonegarademokratis&rdquo adalah pendorong utama yang membuat mereka semangat meninggalkannegerinya dan mengungsi ke entitas Zionis untuk menghindari perang konflikkediktatoran dan kelaparan. Namun mereka kaget dengan rasisme entitas penjajahZionis terhadap mereka.

Kedatanganpengungsi ke entitas penjajah Zionis menurun setelah pada tahun 2013 entitas Zionismembangun tembok sepanjang perbatasan dengan semenanjung Sinai Mesir. Hal yangmemicu pertanyaan seputar sebab utama pembangunan tembok tersebut.

Diskriminasitidak berhenti pada orang Afrika Muslim dan Kristen sejumlah laporanmengisyaratkan bahwa diskriminasi terjadi juga pada pengungsi AfrikaYahudi. Meskipun mereka mendapatkan hak pengungsi yang tidak didapat pengungsilainnya namun pada hakikatnya itu adalah rasisme juga.

Dalamlaporan yang dirilis bulan lalu (Oktober 2017) surat kabar Zionis Ha&rsquoaretzmenyebutkan bahwa PM Zionis Benjamin Netanyahu telah melakukan kesepakatandengan Presiden Rwanda Paul Kagame dalam pertemuan keduanya di sela-selapertemuan Majlis Umum PBB pada September 2017 lalu yang isinya untuk memindahkanpara pengungsi Afrika ke Rwanda. Hal ini dipandang oleh para aktivis HAMsebagai pelanggaran terhadap standar minimal demokrasi yang diklaim diadopsioleh entitas penjajah Zionis.

Meskipuntidak ada komentar dari pemerintah Zionis terhadap laporan Ha&rsquoaretz tersebutmenegaskan atau menampik Netanyahu mengatakan dalam pernyataan sebelumnyausai lawatan di sejumlah negara Afrika bahwa pemerintahnya memiliki hakmelindungi &ldquoYahudi dan Demokrasi&rdquo entitas Zionis dalam standar ganda yanganeh dia menilai &ldquopara penyusup Afrika&rdquo sebagai &ldquoancaman&rdquo bagi masa depantentitas Zionis.

Pelanggaranpenjajah Zionis tidak berhenti sampai di sini mereka juga mencuri dana parapengungsi dengan menahan 20% saldo dan transfer bank mereka termasukkebutuhan bulanan yang diberikan oleh pihak-pihak lembaga HAM dengan diberikanjanji dana tersebut diberikan pada saat mereka pergi ke negara lain. Demikianmenurut laporan &ldquoUSA Today&rdquo.

Faktanyasikap-sikap entitas penjajah Zionis tersebut mencerminkan opini publik dientitas penjajah Zionis. Laporan “The Times of Israel” yang berbahasaIbrani tahun 2012 menyebutkan bahwa mayoritas orang Israel menilai paraimigran Afrika sebagai &ldquokanker&rdquo tanpa kecuali yang beragama Yahudi juga. Prosentasitersebut naik di kalangan untra kanan radikal mencapai 70%.

Menurutpara aktivis HAM data-data tersebut mencerminkan wajah Zionis yangsesungguhnya. Banyak aktivis HAM menyatakan bahwa praktek-praktek tersebuthanya sebagian dari praktek-praktek sehari-hari yang dilakukan penjajah Zionisterhadap orang-orang Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza selain terhadapwarga Palestina di dalam wilayah pendudukan tahun 1948. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied