Anggota biro politikHamas Moussa Abu Marzouk mengatakan &ldquoKesepakatan 2005 tentang perlinatsan Gazasudah selesai dan Mesir bukan bagian dari itu kesepakatn tersebut.
Abu Marzouk terkejutdengan desakan Otoritas Palestina terkait pelintasan Rafah yang bersikerasmenghadirkan Israel di perlintasan dengan tuntutan perlunya pengawas Eropa diperlintasan. Ia menegaskan pengelolaan perlintasan Rafah bersifat nasional kenapaharus ada Israel dengan kembalinya pengawas Eropa?.
Pada Rabu kemarinpemerintah konsensus secararesmi menerima penyeberangan Jalur Gaza sesuai dengan kesepakatan rekonsiliasiKairo baru-baru ini.
Sementara itu menteri UrusanSipil pemerintahan konsensus Palestina Hussein al-Sheikh mengatakan pihaknya akanmemberikan semua persyaratan yang diperlukan untuk membuka persimpangan Rafahsesuai kesepakatan penyeberangan 2005 dalam dua minggu ke depan.
&ldquoKami akan umumkan perlintasanakan kembali normal seperti sebelum terjadinya perpecahan pada tanggal 14 Juni2007. Semua pegawai akan mulai bekerja kembali pada tanggal 15 November mendatangdengan koordinasi penuh pihak Mesir serta semua pihak terkait” katanyadalam sebuah pernyataan.
Di piahk lain Uni Eropamenekankan delegasi pengawas Eropa akan kembali ke Rafah ketika diminta olehkedua belah pihak Palestina dan Israel sesuai dengan kesepakatan tahun 2005. Jurubicara Uni Eropa Shadi Othman mengatakan pengawas Eropa di Rafah siap melakukanredeploy pada perlintasan jika orang-orang Palestina dan Israel meminta.
Dalam wawancara dengan QudsPress Othman menegaskan referensi kami untuk kembali ke perlintasan Rafah adalahkesepakatan penyeberangan yang ditandatangani pada tahun 2005.
Dia mengungkapkan satupertemuan telah digelar oleh perwakilan Uni Eropa dengan Otoritas Palestina disatu pihak dan negara Israeldi pihak lain tanpa menyebutkan hasil pertemuantersebut.
Pada tanggal 15 November 2005Otoritas Palestina menandatangani sebuah perjanjian yang dikenal sebagai”Perjanjian Perlintasan” yang menetapkan adanya syarat-syarat danketentuan serta standarisasi yang mengatur pergerakan orang-orang Palestina kedan dari wilayah Palestina yang dijajah melalui penyeberangan ini. Walau Israelsudah menarik diri dari persimpangan Rafah Seharusnya ada pihak ketiga yangmemantau pelaksanaan kesepakatan ini yaitu Uni Eropa.
Delegasi Eropa dalam hal initerus melanjutkan tugasnya hingga terjadi peristiwa perpecahan pada pertengahanJuni 2007 di mana mereka misi tersebut meninggalkan Jalur Gaza akan tetapirutin setiap enam bulan sekali melakukan kunjungan ke wilayah ini seperti yangterjadi dua hari yang lalu.
Abu Marzuq mengisyaratkan Mesirbukan bagian dari kesepakatan perlintasan dan perlintasan sudah berjalan tanpaadanya delegasi Eropa selama 10 tahun terakhir.
Pada tanggal 12 Oktobergerakan Fatah dan Hamas menandatangani sebuah perjanjian rekonsiliasi nasionalyang disponsori Mesir di markas besar Intelijen Umum Mesir di Kairo.
Perjanjian tersebut mengaturpelaksanaan tugas-tugas Pemerintah Konsensus dalam tanggung jawabnya secara penuhterhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat selambat-lambatnya hingga 1 Desembermendatang sambil terus berusaha menyingkirkan semua kendala akibat perpecahan tersebut.
Kesepakatan tersebut juga mencakupseruan Kairo kepada semua faksi Palestina yang menandatangani kesepakatan”National Accord” untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 21November  mendatang yang diharapkan dapatmembahas pengaturan untuk menyelenggarakan pemilihan legislatif dan presiden sertarestrukturisasi PLO. (asy/PIP)