Seorangpejabat Amerika mengatakan pemerintah Presiden Donald Trump menentang votingyang akan dilakukan pemerintah Zionis terhadap RUU &ldquoIsrael&rdquo yang memicuperdebatan yang dikatakan oleh para penentanganya sebagai aneksasi secara defacto permukiman-permukiman di dekat al-Quds.
PejabatAmerika yang tidak mau disebut namanya ini mengatakan &ldquoSaya pikir secara adilmengatakan bahwa Amerika tidak suka tindakan-tindakan yang diyakini akanmemalingkan perhatian pihak-pihak terkait dari fokus mewujudkan kemajuan dalamperundingan damai.&rdquo
Dia melanjutkan&ldquoPemerintah (Amerika) menilai RUU perluasan Yerusalem ini satu daritindakan-tindakan tersebut.&rdquo Demikian dikutip kantor berita Reuters.
PerdanaMenteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunda pemungutan suara RUU yangmenempatkan permukiman-permukiman Yahudi di Tepi Barat di bawah kekuasaan pemerintahkota Zionis di Yerusalem (Al-Quds). RUU ini juga mendapatkan penolakan dankecaman luas Palestina.
Ketuakoalisi Israel David Penan Ahad (29/10) menyatakan pihaknya telah melakukan penundaanpemungutan suara RUU Yerusalem Raya serta pembatalan pemisahan wilayah utara denganselatan Tepi Barat atas instruksi PM Benjamin Netanyahu karena masih membutuhkanadanya koordinasi politik dengan Amerika.
PadaAhad (29/10) komisi legislasi telah menjadwalkan untuk melakukan pemungutansuara  bagi penentuan RUU &ldquoYerusalem Raya&rdquo dengan tujuan untuk mempercepatpengajuanya ke  Knesset agar mendapatkan persetujuan.
Sebelumdilakukan penundaan pemungutan suara Kepala Intelijen Zionis Israel Katzmengatakan &ldquoKomisi urusan legislasi harus melakukan pemungutan suara pada RUU tersebutsebagaimana telah disepakati.&rdquo (was/pip)