Sebuah jajak pendapat Israelmenjelaskan bahwa 58% mahasiswa Yahudi berfikir mereka ingin migrasi darientitas Zionis karena kesulitan keuangan dan mencari alternatif yang lebihbaik.
Surat kabar Zionis Ma&rsquoarev edisiAhad (15/10/2017) mengatakan bahwa 34% mahassiswa Yahudi berfikir pindah keEropa bisa kondisi kerjanya menarik dan 24% menegaskan mereka akan hijrah tanpamenujukkan sebabnya.
Hasil jajak pendapat inimenunjukkan adanya hubungan langsung dengan generasi mahasiswa dan keinginannyauntuk meninggalkan Israel untuk memperbaiki peluang mereka untuk membeliapartemen atau menyewa satu unit dengan syarat yang lebih baik dari yangdisediakan entitas Zionis untuk mereka.
Jajak pendapat ini menyatakan bahwa66% mahasiswi akan mengkaji untuk meningalkan Israel sementara untuk mahasiswa(laki-laki) 57%. Data ini juga menujukkan bahwa 68% mahasiswa sekulermengungkapkan kesiapannya untuk meninggalkan Israel sementara untuk mahasiswareligius hanya 45%.
Hasil jajak pendapat inimenunjukkan bahwa 62% mahasiswa kelas dua akan berfikir untuk meninggalkannegara Zionis guna mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk membeliapartemen dibandingkan dengan mahasiswa kelas satu sebanyak 56%.
Jajak pendapat ini mengingatkanbahwa 47% mahasiswa yang sudah menikah setuju pindah ke negara lain sementaraitu untuk mahasiswa yang belum menikah mencapai 62%.
Ini bukanlah survei pertama yangmenunjukkan meningkatnya keinginan hijrah dari entitas Zionis. Survei yanghasilnya dilansir pada bulan Maret 2017 lalu menunjukkan bahwa sepertiga orangYahudi yang tinggal di Israel ingin hijrah ke luar.
Hasil jajak pendapat inimenjelaskan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Israel adalah para pemudaYahudi yang usianya berkisar antara 23-29 tahun.
Jajak pendapat ini menjelaskanmeningkatnya masalah dalam perasaan identitas keterikatan dan afiliasi kepadabangsa dan negara di kalangan masyarakat Yahudi di Israel. Realitas ini menciptakankeretakan dan perpecahan di seluruh masyarakat Israel. (was/pip)