Di rumah sakit pemerintah Hebronseorang tahanan polisi dinas intelijen Otoritas Palestina (OP) Ahmad AbuSundus sedang menjalani perawatan akibat penyiksaan yang dialaminya di selinterogasi. Di depannya ada tivi yang mengabarkan kedatangan delegasipemerintah konsensus Palestina ke Gaza untuk menerima penyerahan tugas dankewajiban yang sebelumnya ditinggalkan.
Perasaan Abu Sundus bercampur adukantara sedang takut dan sakit yang masih merasuki tubuhnya setelah 25 harisebagai tahanan politik di tangan dinas intelijen Otoritas Palestina. Dia bertanya-tanyaakankah harapan itu datang dari jauh yang akan menghapus sakit yang belum lepasdarinya?
Kepada koresponden Pusat InformasiPalestina Abu Sundur hanya mengatakan &ldquoTidak ada nilainya rekonsiliasiapabila penangkapan politik tidak berhenti.&rdquo Dia mengatakan kepaa semua pihak&rdquoKamiberharap kepada Allah perjalanan anda berhasil agar mengakhiri siksaan yangkami alami.&rdquo
Meski ada suasana optimis danpertemuan-pertemuan dilakukan untuk rekonsiliasi namun Komite Keluarga TahananPolitik di Tepi Barat menyoroti ada lebih dari 150 kasus pelanggaran yangdilakukan aparat keamanan Otoritas Palestina. Sebanyak 40 pelanggaran adalahkasus penangkapan lebih dari 100 adalah kasus pemangilan dan juga adapenyiksaan sejumlah tahanan. Sebaian tahanan melakukan aksi mogok makan karenapenangkapan ilegal yang mereka alami.
Di Hebron anggota dinas keamananmenyerang eks tawanan Jamal Karamah saat pulang kerja di sebuah lembaga sosial.Korban ditarik dari dalam mobil lembaga dan didorong hingga jatuh ke tanah danlangsung dipukuliselanjutnya korban ditahan selama beberapa hari sebelumkemudian dibebaskan.
Jamal Karamah menjelaskan &ldquoKejahatanyang membuat saya dilempar di jalan umu dan dipukuli di depan orang-orangadalah karena saya meminta surat penangkapan diri saya yang ditandatanganikejaksaan. Dan ini adalah masalah yang legal dan sesuai hukum.&rdquo
Di Wadi Hariya di Hebron harikedua kunjungan pemerintah konsensus Palestina ke Jalur Gaza anggota intelijenOtoritas Palestina menyerang eks tawanan Munjid Abu Qubaita di depan rumahnyadan mendorong korban hingga wajahnya nyungsep ke tanah. Selanjutnya mereka memborgolkorban dan melemparnya ke dalam mobil box setelah menghujani korban denganpukulan bertubi-tubi. Mereka menyerbu rumah korban dan merusak isi rumah. Merekamemerintahkan istri korban yang sedang sakit bangun dari tempat tidur meskidokter melarangnya bergerak karena sakit di tulang punggungnya.
Aparat keamanan terus melakukankebijakan penangkapan dan tindakan represif terhadap para kativis politikkhususnya aktivis Hamas. Kesaksian para tahanan politik yang dibebaskanbaru-baru ini dari penjara Jericho yang mereka sebut sebagai &ldquoGuantanamoJericho&rdquo mengungkapkan abhwa mereka mengalami penyiksaan keras di penjaraJericho.
Anggota Dewan Legislatif Dr. HasanGuraisyah mengonfirmasi apa yang terjadi di penjara Jericho. Dia mengatakan &ldquoBanyaktahanan politik dipindahkan dari berbagai wilayah di Tepi Barat ke penjaraJericho. Di sana mereka menjalani pemeriksaan mereka disiksa tanpa alasan yangbenar. Di antara mereka ada sejumlah wartawan dan awak media.
Guraisyah menyatakan terjadi peningkatanintensitas penangkapan dan penahanan politik di Tepi Barat. Mayoritasnya karenamasalah opini dan berekspresi.
Eks tawanan yang juga petinggigerakan Jihad Islam Palestina Khidir Adnan menilai bahwa pembicaraan tentangrekonsiliasi di tengah-tengah tindakan represif terhadap kebebasan danberlanjutnya penangkapan dan penahanan politik adalah sia-sia.
Kepada koresponden Pusat InformasiPalestina Adnan mengatakan &ldquoSama sekali tidak masuk akal menunda pembicaraantentang penghentian penangkapan dan penahanan politik terutama di Tepi Baratsampai masalah yang lain selesai.&rdquo Karena itu dia meminta agar segeradihentikan penangkapan dan penahanan politik yang terjadi di Tepi Barat. Dan hendaknyahal itu dilakukan dengan nyata di lapangan dan dirasakan warga.
Adnan menegaskan bahwa tanpa melenyapkanpenangkapan politik ini maka keluarga para tawanan dan rakyat kecil Palestina tidakakan yakin bahwa di sana ada rekonsiliasi. Mereka akan menyikapi apa yangterjadi di Jalur Gaza baru-baru ini hanya sekedar karnaval dan tinda di kertassaja.
Masyarakat di Tepi Barat diselimutikecemasan seputar masa depan rekonsiliasi di tengah-tengah berlanjutnyapenangkapan dan penahanan politik yang terur terjadi. Mereka marah dan proteskarena penangkapan dan penahanan politik tidak dihentikan di tengah-tengahpembicaraan tentang pertemuan-pertemuan yang akan terjadi untuk melakukandialog di Kairo. (was/pip)