Usai unjuk rasa besar-besaranrakyat Palestina pada Juli lalu khususnya warga Al-Quds di gerbang-gerbang(pintu) detektor di masjid Al-Aqsha terutama di Asbath yang akhirnya mampumemaksa Israel membongkarnya bahkan semua jenis prosedur penjajah diakhirisebagian besar umat Islam merasa Israel seakan kalah. Padahal faktanya Israel makin massif ingin mencaplok tempat suci ini. Itulah kesimpulan pernyataan resmi Al-Quds Fondation. 
Namun ternyata usai ketegangantersebut dimana Israel bertujuan menerapkan kedaulatan mereka di Al-Aqshajustru Israel makin massif melakukan &ldquotindakan balas dendam&rdquo terhadap tokoh danpimpinan pada penjaga Al-Aqsha.  Karena ituyayasan Al-Quds Fondation mengeluarkan pernyataan mengingatkan umat Islam akanfakta baru di Al-Aqsha.
Al-Quds Fondation yangberkantor di Kuala Lumpur Malaysia menjelaskan sejak 14 Agustus 2017 Israelmenangkap Syaikul Aqsha Raid Shalah dan menunda proses pengadilannya untukmenambah dakwahan ditambah kondisi penahananya yang sangat buruk danmelecehkan beliau. Bahkan dikabarkan sel penahannya mirip toilet yang digunakanuntuk tidur dan shalat di dalamnya.
Lebih dari itu Shalah diawasidengan kamera sepanjang waktu. Padahal tempat penahannya hanya layak untuk binatang.
Dalam pengadilan terakhirnya SyekhShalah menceritakan dirinya di dalam tahanan dalam keadaan diborgol denganrantai tangan dan kakinya dengan sangat menyakitkan. Bahkan rantainyadirangkap tiga.
Al-Quds Fondation menambahkan dipertengahan bulan September ini Israel menangkap tiga wanita penjaga Al-AqshaSihr Natasyah (ibu rumah tangga tujuh anak) Hanadi Halwani dan KhadijahKhuwaish (keduanya guru Al-Quran di Masjid Al-Aqsha) dengan alasan mengada-adaseperti provokasi di Facebook dan berjaga Al-Aqsha. Jelas ini sebagai tindakanbalas dendam Israel atas peran mereka dalam menjaga masjid suci umat Islam ketigaitu ketiga terjadi aksi protes di masjid Al-Aqsha menghadapi Israel.
Kondisi ketiga wanita itu ditahanan sangat buruk. ruang tahanan mereka sempit dialiri air kotor dilarangshalat dilarang sujud sehingga mereka terpaksa shalat berdiri saja. Kerudung merekajuga dirampas Israel.
Beberapa hari lalu Israel mendeportasisejumlah ulama dari masjid Al-Aqsha seperti Syekh Khalid Magribi selama 15hari. Kemudian memanggil Dr. Najih Bukairat ketua pendidikan syariat danpengkaderan di masjid Al-Aqsha untuk diintrogasi dan menerima surat keputusandeportasi selama tiga bulan. Tidak sampai di itu Israel juga menangkapisejumlah pemuda Al-Quds dan para aktivis mempercepat yahudisasi dan berbagaiaksi kekerasan ke Al-Aqsha seperti penggerebekan oleh warga pemukim.
Yayasan Al-Aqsha Fondationmenyatakan serangan brutal Israel terhadap tokoh-tokoh Al-Quds mengharuskansemua umat Islam terutama organisasi pemerintah dan lembaga-lembagainternasional lembaga HAM untuk bergerak cepat mendukung perjuang rakyat Palestinadi Al-Quds. Selain itu kerja menekan Israel harus dilakukan secara konsistendan sistematis. (at/pip)