Selamalebaran kurban pasar-pasar di al-Quds dipenuhi kebutuhan hari raya mulai darimakanan hingga pakaian dan juga binatang kurban. Namun para pedagang menilaipergerakan pembelian lemah dibandingkan dengan lebaran-lebaran sebelumnya.
MustafaAbu Zahrah pedagang di pasar Misrara menyebut situasi ekonomi ini sebagaitahun-tahun tersulit yang dialami kota al-Quds secara khusus dan Tepi Baratsecara umum akibat tidak adanya pekerjaan dan orang-orang yang bekerja.
Dia mengatakan&ldquoPara konumen berusaha meminimalisir sedikit mungkin kebutuhan mereka karenakondisi sulit mereka. Di samping situasi ekonomi umum akibat blokade yangdialami kota al-Quds sejak bertahun-tahun dan larangan bahwa warga Tepi Baratuntuk berkunjung dan datang ke al-Quds.&rdquo
Dia menjelaskan&ldquoHal ini mengakibatkan penurunan pergerakan ekonomi di kota suci al-Quds khususnyadi Kota Tua yang mengalami kemerosotan ekonomi.&rdquo
Dia menjelaskan&ldquoAda pergerakan bahan pangan secara khusus dan juga pekaian kue-kue lebarandan para pembeli daging serta bahan-bahan pokok lainnya pada hari raya kurban ininamun itu tidak seperti biasanya dibandingkan dengan lebaran-lebaran ditahun-tahun sebelumnya.&rdquo
ShalahHalhuli pedagang di pasar Atarin di Kota Tua al-Quds mengeluhkan lemahnyapergerakan pembelian. Hal ini mendorong sebagian pedagang menutup toko merekadan membuka kios di tempat lain. Dia menegaskan bahwa situasinya sudah tidaktertahankan dan sangat berbahaya.
Halhulimeminta para konsumen datang ke pasar-pasar Kota Tua paling tidak meski tidakmembeli. Dia mengatakan &ldquoLembaran-lembaran sebelumnya saya menutup toko pukulsatu tengah malam. Namun sekarang saya tutup lebih awal.&rdquo
Disebutkanbahwa para pedagang daging di dalam pasar-pasar Kota Tua di al-Quds mengalamipenurusan drastis akibat kebijakan penjajah Zionis di daerah tersebut. Yang berdampakpada merosotnya situasi ekonomi para pedagang yang menutup lebih dari 90% tokodan kios mereka. (was/pip)