Presiden Turki Receb ThayyibErdogan pada hari Senin (4/9/2017) menyatakan bahwa negaranya akan membawakasus pelanggaran terhadap kaum muslimin Rohingya di Myanmar ke PBB dalampertemuan-pertemuan Majlis Umum PBB yang sedianya akan dilaksanakan pada bulanSeptember ini.
Hal tersebut disampaikan Erdogankepada warga yang berkumpul di depan kantor cabang partai AKP di Istanbul. Dia mengatakan&ldquoHari raya lain telah berlalu dan seluruh dunia Islam mengalami konflikinternal dan eksternal.&rdquo
Dia menyatakan bahwa Suriah Irak Palestinadan Libya adalah pentas konflik-konflik tersebut. Sementara yang terjadi diMyanmar adalah pembantaian besar terhadap kaum muslimin Rohingya.
Dia mengangatkan&ldquoKemanusiaan berdiri terdiam menyaksikan pembantaian tersebut. Turki telahmengirim bantuan ke sana (Myanmar) melalui organisasi Bulan Sabit Merah Turkidan Badan Menejemen Bencara dan Darurat (AFAD). Dan kamiakan terus mengirim bantuan kepada mereka.&rdquo
Dia menambahkan &ldquoKami akan menyampaikansituasi di Myanmar dalam sekala luas melalui pertemuan-pertemuan Majlis UmumPBB dan pertemuan-pertemuan bilateral dengan para pemimpin (yang menjadipeserta dalam pertemuan-pertemuan Majlis Umum PBB yang sedianya akandilaksanakan pada 19 September mendatang).&rdquo
Dia melanjutkan &ldquoSebagai Ketua OrganisasiKerjsama Islam (OKI) saya sudah melakukan komunikasi dengan sekitar 20pemimpin di dunia untuk membahas situasi ini. Tentu ada pemimpin yang mungkinmembuahkan pembahasan kami dengan mereka namun semua tidak samasensitifitasnya. Yang pasti kami akan melakukan kewajiban kami.&rdquo
Sejak 25 Agustus 2017 militer Myanmarmelakukan pelanggaran nyata terhadap HAM di wilayah utara Arakan. Dengan menggunakan&ldquokekuatan yang berlebihan&rdquo terhadap kaum muslimin Rahingnya.
Dalam pernyataan Komisaris TinggiPerserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi yang dirilis pada hari Senin(4/9/2017) menyebutkan lebih dari 87 ribu warga muslim Rohingya meninggalkanArakan menuju Banglades akibat pembantaian terakhir terhadap mereka yangberlangsung selama 10 hari terakhir ini. (was/pip)