Suratkabar Amerika New York Times edisi Senin (31/07/2017) merilis sebuah laporandari salah seorang korepondennya yang memaparkan tentang kemungkinanmeletusnya perang baru di Jalur Gaza seraya mempertanyakan kemungkinan untukmengatasinya sebelum perang keempat ke Jalur Gaza tersebut terjadi.
Penulislaporan menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan meletusnya perang dalamwaktu dekat dengan Israel di tengah-tengah tekananyang terus berlangsungterhadap sekitar dua juta warga yang hidup di &ldquopenjara&rdquo manusia terbesar didunia tersebut.
Dia melihatmeski ada upaya dari orang-orang Palestina untuk menghindari perang ini gunamenghindari bendaca yang ditimbulkan namun kekhwatiran akan meletusnya perangtetap ada akibat berlnjutnya situasi yang memburuk terkait kondisi hidup danekonomi mereka.
Dalamlaporannya New York Times menjelaskan meski tidak ada keinginan antara keduabelah pihak (penjajah Zionis Israel dan perlawanan Palestina) untuk mengobarkanperang namun pilihan untuk terjadinya perang itu tetap ada selama tidakdihindari karena sejumlah alasan.
Disebutkanbahwa peristiwa di kota al-Quds dan penutupan Masjid Al-Aqsha jika terusberlanjut mana menjadi kemungkinan yang mendorong percepatan perang karenaakan menjadi dampak alami terhadap setiap perkembangan di lapangan.
Laporanini mengingatkan bahwa peringatan telah disampaikan penasehat keamanan nasionalera mantan Perdana Menteri Ariel Sharon Giora Eilandyang menyatakan bahwakebijakan baru Otoritas Palestina terhadap Jalur Gaza mendorong Hamas mengambilpilihan mereka satu-satunya dan melakukan eskalasi terhadap Israel untukmenarik perhatian masyarakat internasional kembali.
Laporanini mengatakan &ldquoOtoritas Palestina ingin menjadikan keadaan di di Jalur Gazasebisa mungkin lemah sampai gerakan Fatah bisa mengungguli Hamas sementara ituIsrael dan Gaza yang akan membayar harga permaitan politi tersebut.
Laporanini menyatakan bahwa kebijakan Otoritas Palestina terhadap Gaza bukanlah faktorsatu-satunya yang menimbulkan eskalasi masalah mendasar Gaza yang sesungguhnyaadalah juga tindakan Zionis Israel dan Mesir yang mengisolasi Jalur Gaza.
Laporanini mengusulkan tiga langkah alternatif yang memungkinkan untuk menghindariekskalasi yang akan terjadi. Solusi pertama ada di tangan Israel yang menolakberhubungan dengan setiap pemerintah yang dipimpin Hamas. Israel bisamentransfer hasil pajak barang yang berhubungan dengan rakyat Gaza apakah itumelalui supervisi internasional atau dengan menggunakan hasil pajak baranguntuk membayar tagihan listrik.
Solusikedua ada di tangan Mesir yang memungkinkan untuk mengekspor barang lebihbanyak lagi ke Jalur Gaza yang bisa meminimalisir dana pajak yang diterapkanIsrael dan menambah pajak yang diterapkan pemerintah Gaza secara langsung.
Solusiterakhir ada di tangan Hamas yang harus membentuk badan administratif baru diGaza yang dipimpin tokoh luar Hamas yang memungkinkan Israel dan masyarakatinternasional bekerjasama dengannya secara langsung untuk memperbaiki kehidupandi Gaza dan menandatangai perjanjian gencatan senjata jangka panjang. (was/pip)