Wed 7-May-2025

Euro-Med Peringatkan Situasi Kemanusiaan Sangat Buruk di Gaza

Rabu 28-Juni-2017

Lembaga HAM Eropa Euro-Med ObservatorySelasa (27/6/2017) memperingatkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yangsangat buruk dan belum pernah terjadi sebelumnya krisis kemanusiaan sangatkomplkes sehingga mengancam nyawa warga sipil dan tingkat pemberian layananpokok yang diberikan kepada lebih dari dua juta manusian di Jalur Gaza yangdiblokade sejak 11 tahun.

Euro-Med Observatory yang barkantordi Jenewa dalam memo pembaruan sikap terhadap situasi di Jalur Gazamemperingatkan bahwa penduduk Jalur Gaza mengalami satu krisis terbesar yangsangat berat sejak dimulai pemberlakuan blokade atas Jalur Gaza sejak tahun2006 yang mengancam semua sektor vital runtuh dan belum pernah terjadisebelumnya situasi ini mangcam bahaya jangka panjang.

Kompleksitas yang terjadi padakrisis-krisis di Jalur Gaza adalah akibat pengetatan pembatasan &ldquoIsrael&rdquoterhadap lalu lintas perlintasan bisnis dan terus berlanjutnya penutupan duaperlintasan satu-satunya untuk penduduk Jalur Gaza (yaitu perlintasan Bet Hanundan Rafah).

Selain krisis listrik yang mencekikselama berbulan-bulan terakhir krisis-krisis yang terjadi kemudian sepertipemotongan gaji pegawai Otoritas Palestina menjadi realitas nyata bagi ratusanribu penduduk yang hidupnya bergantung kepada bantuan kemanusiaan. Ini yangmenghancurkan sektor ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di sektor kesehatan Euro-Med Observatorymenyoroti paroh pertama tahun 2017 mengalami kemerosotan signifikan dalamsektor ini. Rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza mengalami banyak kekuranganobat-obatan dan peralatan medis utama akibat penutupan berkelanjutanperlintasan utama Jalur Gaza.

Lebih 33% obat-obatan pokokkehabisan stock dan 70% ruang ICU dan layanan yang diberikan untuk pasienkanker terhenti total. Sebesar 40% peralatan medis tidak tersedia.

Rumah sakit-rumah sakit di JalurGaza sangat kekurangan tenaga medis spesialis. Saat ini dibutuhkan sekitar 800pegawai baru disamping yang sudah ada yang sebagian besarnya tidak bisa keluar negeri untuk mengikuti program pelatihan spesialiasi tertentu. Hal inisemakin menambah beban berat rumah sakit di Jalur Gaza. Sehingga ribuan pasienharus menunggu sampai 18 bulan untuk bisa menjalani operasi sementara untukdiruju ke luar tidak bisa karena perlintasan ditutup.

Setiap bulan ada lebih 1000 pasiesetiap bulan harus dirujuk ke luar. Sementara Otoritas Zionis menolak 50%rujukan medis ke luar Gaza. Sehingga sampai saat ini ada 20.000 pasien dalamdaftar tunggu untuk bisa berobat di luar. Demikian menurut Biro PBB untukUrusan Kemanusiaan di Palestina (OCHA).

Otoritas Palestina juga menolakmemberikan rujukan pasien untuk berobat ke luar Jalur Gaza sehingga sejak awal2017 sudah 9 pasien meninggal akibat kebijakan ini tiga di antaranya adalahbayi.

Sementara di sektor ekonomi semakinburuk sejak blokade diberlakukan terhadap Jalur Gaza. Bahkan dua tahun terakhiradalah paling buruk di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dan ini sangatberdampak pada penduduk Jalur Gaza.

Selama bulan-bulan awal tahun 2017tingkat pengangguran di Jalur Gaza mencapai 432%. Tingkat kemiskinan sekitar388%. Setelah Otoritas Palestina memotong 30% gaji pegawai sebagian besarpenduduk tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka dan semakin menambahjumlah penduduk di bawah garis kemiskinan.

Kondisi ekonomi yang buruk inidiperparah dengan pembatasan yang makin diperketat oleh Otoritas penjajahZionis di perlintasan sehingga memutus pasokan bantuan kemanusiaan bagi ribuanpenduduk di Jalur Gaza. Hal ini semakin diperparah dengan krisis listrik yangdiakibatkan oleh pembatasan pasokan BBM ke Jalur Gaza. Bahkan listrik yangmasuk ke rumah warga hanya tinggal 2-3 jam saja dalam sehari semalam. (was/pip)

Tautan Pendek:

Copied