Ketua Harakah Islamiyah (Gerakan Islam) diwilayah Palestina 1948 Syaikh Raed Shalah mengatakan bahwa penyataan pihakpenjajah Zionis soal penangkapan 4 aktivis Gerakan Islam dengan tuduhanmerencanakan akai terhadap target-target Zionis adalah cerita yang dibuat-buatterhadap tuduhan sebenarnya kepada keempat aktivis tersebut yang sebenarnyaberkaitan dengan “kerinduan mereka ke masjid al-Aqsha.”
Seperti dikutip kantor berita Arab “QudaPress” Rabu (17/5/2017) “Intelijen penjajah Zionis berusaha mengalihkanperhatian dari tuduhan mereka kepada orang-orang yang rindu kepada masjidal-Aqsha.
Sebelumnya Selasa (16/5/2017)  Intelijen umum penjajah Zionis Shabak (Shin Bet) menyebutkan telah menangkapempat orang Palestina dengan tuduhan merencanakan aksi balasan atas keputusanIsrael yang menetapkan Gerakan Islam (Harakah Islamiyah) sebagai organisasiterlarang pada November 2015 lalu.
Syaikh Shalah menyebut pernyataan intelijenZionis tersebut sebagai pernyataan yang “remeh”. Dia menegaskan bahwaitu adalah upaya untuk menyembunyikan banyak skandal yang dilakukan intelijenZionis terakhir adalah penangkapan lebih dari 20 orang Palestina dengan dalihmereka para perindu al-Aqsha.
Dia menyatakan bahwa kejaksaan penjajah Zionismendakwa mereka yang ditangkap “bersiaga di masjid al-Aqsha dan mengadakanbukan Ramadhan serta membagikan daging kurban kepada keluarga-keluarga tidakmampu di al-Quds  selain tuduhan melakukan renovasi masjid.”
Raed Shalah menegaskan bahwa intelijen penjajahZionis tidak akan berhasil mengalihkan perhatian orang-orang Palestina darituduhan yang diarahkan kepada mereka para perindu masjid al-Aqsha.
Pada November 2015 lalu pemerintah penjajahZionis meutuskan bahwa Gerakan Islam adalah kelompok ilegal dan terlarangberdasarkan UU Darurat Mandatori (yang diberlakukan dari tahun 1945) dengandalih gerakan ini menjadi ancaman terhadap keamanan entitas Zionis. Pemerintahpenjajah Zionis telah menutup lebih dari 25 lembaga sosial milik Gerakan Islam.(was/pip)