Bingung tapi tanpak cengeng kekanak-kanakan dan reaktif dengan merobek-robek salinan dokumen tersebut. Itulah reaksi PM Israel Benjamin Netanyahu saat membaca dokumen Hamas awal bulan ini dengan judul &ldquoPrinsip-prinsip dan Kebijakan Politik Umum&rdquo. Netanyahu menyebut dokumen Hamas sebagai dokumen rasis. 
&ldquoDokumen itu memutar-balikan fakta sebab ia menyebut Israel tak memiliki hak eksis (di Palestina) dan semua tanah kami akan dikembalikan kepada rakyat Palestina dan tidak ada solusi yang bisa diterima kecuali dengan menghilangkan Israel&rdquo komentar Netanyahu terhadap dokumen Hamas. 
PM Israel ini menuding Hamas ingin mengggunakan negara Palestina untuk menghancurkan Israel. 
Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menegaskan dalam twittnya &ldquoTindakan Netanyahu menyobek salinan dokumen Hamas meruoakan tindakan orang-orang tak berdaya dan bukti terpengaruh oleh kekuatan Hamas. Dan dunia harus memahami sikap rasis Netanyahu&rdquo. 
Dokumen Hamas terdiri dari 42 poin dengan 12 topik utama definisi Hamas tanah Palestina rakyat Palestina Islam dan Palestina Al-Quds (Jerusalem) pengungsi Palestina dan hak kembali proyek zionisme sikap terhadap penjajah dan solusi politik perlawanan dan pembebasan system politik Palestina bangsa Arab dan Islam sisi kemanusiaan dan dunia internasional. 
Krisis Politik Netanyahu 
Pengamat politik dan pakar keamanan Ibrahim Habib menegaskan tindakan Netanyahu menyobek dokumen Hamas di depan kamera wartawan secara live tidak layak bagi seorang Perdana Menteri yang beradab. Kepada Pusat Informasi Palestina Habib menegaskan tindakan Netanyahu itu menunjukkan dirinya mengalami krisis politik dan khawatir terhadap keberhasilan Hamas dalam menyikapi politik secara benar terhadap persoalan Palestina melalui dokumen barunya. 
Pengamat ini mengisyaratkan kekhawatiran Netanyahu ini terlihat dalam tiga level internal di depan public Israel pakar politik militer yang secara umum cenderung ingin PM ini melakukan komunikasi dengan Hamas untuk melakukan kesepakatan politik yang bisa menenangkan front di bagian selatan yang berbatasan Jalur Gaza. 
Di level regional Netanyahu merasa sebagian negara regional (Arab) mulai terbuka dengan Hamas yang &ldquobaru&rdquo sehingga Israel tidak berhasil mendorong negara-negara itu anti Hamas. 
Di level internasional Habin menyatakan Netanyahu merasa barat akan semakin lebih terbuka dengan Hamas dan itu berbahaya. Sebab Hamas diyakini mampu mempromosikan dirinya sebagai representatif hak-hak Palestina. Sehingga tekanan barat terhadap Hamas akan melemah dan dunia tak lagi mengkriminalkan gerakan perlawanan ini. 
Ketidakberdayaan Netanyahu 
Rupanya detil-detil dokumen Hamas menjadi tantangan politik dan hukum bagi Netanyahu yang dianggap tak berdaya menghadapinya sehingga bersikap rasis dengan menyobek dokumen itu. Hak ini diyakini oleh tawanan bebas Mahmud Mardawai. 
Menurutnya dokumen Hamas membuat Netanyahu tersudut dan menghadapi krisis riil karena kekuatan kata-kata dokumen Hamas ini yang diyakini akan banyak membuka peluang yang selama ini tertutup. 
Yang membuat Netanyahu terganggu adalah karena Hamas berhasil mengembalikan format tabiat konflik yang sebenarnya dimana tak diragukan lagi persoalan Palestina dan hak-haknya yang tidak bisa dibantah dan konflik ini politik dan bukan agama. 
Keterbukaan Hamas ini menjadi tantangan baru bagi Netanyahu. Tanpa bahasa meledak berapi senjata ancaman intimidasi Hamas menerbitkan dokumennya dengan tenang. Sementara Netanyahu berjanji semakin berdarah-darah dan akan menghabisi perlawanan Palestina.
Melalui dokumennya tegas Mardawai Hamas berhasil memetakan Batasan-batasan hubungan dan menentukan kekuatan narasi politik dan hukumnya dan pihaknya siap melakukan intervensi untuk mengembalikan hak bangsa Palestina meski harus menumpakan darah. (at/pip)