DirekturKantor Organisasi Kerjasama Negara Islam (OKI) di Jalur Gaza Muhammad Hasanahpada hari Rabu (10/5/2017) menegaskan bahwa penutupan kantor OKI di Jalur Gazadan dialihkanna kewenangan ke kantor OKI di Ramallah terjadi setelah sembilantahun kerja di Jalur Gaza.
Hasanahmenuduh Otoritas Palestina bertanggung jawab atas penudupan kantor OKI di JalurGaza melalui tindakan tekanan politik yang meminta penutupan kantor tersebutmeskipun kantor tersebut merupakan nadi bernafas bagi ribuan keluarga di JalurGaza melalui layanan kemanusiaan di bidang pembangunan pemberdayaan danbantuan.
Dia mengatakan&ldquoPenutupan kantor OKI ini bagian dari rangkaian kampanye tekanan yang dilakukanOtoritas Palestina terhadap Jalur Gaza. Dubes Palestina di Arab Saudi telahmeminta Dana Solidaritas Islam agar tidak mengirim transfer dana untukproyek-proyek di Jalur Gaza.&rdquo
TekananOtoritas Palestina yang dilakukan melalui kementrian luar negeri dan delegasi Palestinadi OKI di Jeddah dan di Departemen Urusan Palestina dan al-Quds bukanlah halbaru. Otoritas Palestina pernah mengirim surat protes dan meminta pendutupankantor IKO beberapa tahun yang lalu.
Belakanganini Otoritas Palestina intensif melakukan tekanan terhadap OKI dan meminta agarmenutup kantornya di Gaza karena pertimbangan-pertimbangan yang berkaitandengan alasan bahwa kantor OKI memperkuat perpecahan dan dana yang ditransfermelalui kantor OKI di Jalur Gaza tanpa pengawasan Otoritas Palestina.
Hasanahmengatakan bahwa kantor OKI di Jalur Gaza mulai bekerja pasca agresi penjajahZionis akhir tahun 2008 dan akhir tahun 2009 usai pertemuan darurat dewanmenlu yang meminta Sekjen OKI waktu itu Ekmeluddin Ihsanoglu untuk berangkatke Gaza mengiring konvoi kemanusiaan dan membangun unit-unit koordinasilapangan di di Kairo dan Gaza guna memudahkan pengiriman bantuan. (was/pip)