30 tahun sosok ini sudahberjuang memberikan terbaik untuk Palestina dalam bingkai gerakan Hamas. Sejakbelia sampai menjadi pimpinan yang akhirnya mengatarnya menjadi ketua biropolitik Hamas menggantikan Ustadz Khalid Misy&rsquoal melalui proses pemilihaninternal yang bebas dan mekanisme yang berlaku. Misy&rsquoal sendiri telah memimpingerakan ini sejak 1996.
Aktivitas perjuangan danpolitiknya bermula di arena perguruan tinggi melalui organisasi kemahasiswaanhingga mengantarkanya dalam berbagai jabatan di Hamas. Selama itu pula Haniyahdikenal sosok yang &ldquomemiliki sikap&rdquo dan sosok rekonsiliatif.
Hal itu karena Haniyah memangberkeperibadian moderat dalam hal hubungan nasional. Ia terbukti mampumengayomi semua warga Palestina di Jalur Gaza dengan berbagai perbedaan latarbelakang sikap dan ideologi tanpa melunturkan prinsip utama dalam menyikapiIsrael dan memperkuat perlawana.
Tak heran hal itu mengantarnyamenjadi sosok paling popular di internal Hamas dan di lebel hubungan internalPalestina. Di tengah penduduk kamp pengungsi Shathi tempat tinggalnya Haniyahhidup dari kecil sampai saat ini. Bahkan pada saat memimpin lembaga Islam klubolaharaga ia dikenal sangat baik. Lebih dari itu ia berhasil memenej hubunganluar seperti dengan Fatah atau dengan sejumlah tokoh internasional pentingsehingga banyak sosok luar negeri yang memberikan dukungannya kepada Palestina.
Meski menjabat posisi-posisipenting di Palestina Haniyah tetap bertahan tinggal di kamp pengungsi Shathi.Di rumah sederhananya ia menjamu tokoh-tokoh penting. Ia juga tetap menjadiimam di masjid-masjid meski saat itu ia menjabat PM Palestina.
Ismail Haniyah
Ismail Abdus Salam Haniyah (54)dilahirkan di kamp pengungsi Shati pada 23 Mei 1963 setelah ayahnya mengungsidari kota aslinya Eskolan usai nakbah tahun 1948. Sekolah dasar dan menengahnyadihabiskan di sekolah yang dikelolah Badan Bantuan Pengungsi Palestina milikPBB di kamp tersebut.
Melanjutkan SMA di SekolahAgama Al-Azhar di Gaza. Fase ini menjadi terpenting baginya dan membentuk sertamematangkan kepribadiannya serta kecenderungan keislamannya. Di tahun 1980Haniyah menikah. Namun ia tetap melanjutkan studinya di jurusan Bahasa Arab diFakultas Pendidukan Universitas Islam Gaza hingga lulus tahun 1987 dalam sastraArab.
Di perguruan tinggi Haniyahaktif dalam organisasi Blok Islam sayap militer pelajar Hamas selain hobiolahraga. Ia menjadi anggota Dewan Pelajar Universitas Islam Gaza antara tahun1983 dan 1984 dan di tahun berikutnya menjadi ketua.
Penahanan dan Pengasingan
Di tahun 1987 usai meletusIntifadhah Palestina I Israel menangkap Haniyah pertama kali dan dijebloskanpenjara selama 18 hari. Keduanya ditangkap lagi tahun 1988 dan ditahan selamaenam bulan. Saat itu ia dikenal sebagai pimpinan pemuda Hamas dan dikenalsebagai orator ulung.
Untuk ketiga kali tahun 1989Haniyah ditangkap Israel dengan dakwahan afiliasi ke Hamas dan pimpinan badankeamanan Hamas dan divonis penjara 3 tahun.
Setelah habis masa tahanan Israelmengasingkan Haniyah ke Maraj Zuhur di selatan Libanon bersama 415 pimpinanGerakan Hamas pada 17 Desember 1992 dan kembali ke Jalur Gaza setelah menjalanimasa pembuangan selama satu tahun.
Di tahun 1997 usai Israelmembebaskan pendiri Hamas Ahmad Yasin Haniyah menjabat ketua biro Syekh Yasinsehingga semakin dekat dengan sosok spiritual utama gerakan ini.
Haniyah juga menjabat AnggotaDewan Amanah Universitas Islam Gaza anggota Tim Dialog Eksekutif perwakilanHamas di tim pemantaui faksi-faksi nasional dan Islam di Intifadhah II.
Berbagai upaya pembunuhandilakukan oleh penjajah Zionis. Di antaranya pada saat mendampingi Syaikh AhmadYasin pada 6 September 2003 lalu dalam sebuah serangan udara terhadap keduanyadan upaya pembunuhan di ruah petinggi Hamas Marwan Abu Ras Yahya Darj di timurkota Gaza namun keduanya berhasil lolos dan hanya mengalami luka ringan.
Dalam agresi ke Jalur Gazapesawat tempur Israel berkali-kali menarget rumahnya di Gaza dalam usahamembunuhnya.
Tahun 2006 Haniyah memimpinFraksi Perubahan dan Reformasi (fraksi Hamas) yang memiliki kursi terbanyak diparlemen Palestina usaha pemilu di tahun itu. Ia akhirnya terpilih menjadi PMpemerintah Palestina yang dibentuk Hamas tahun 2006 karena berdasarkan suarapemilu gerakan politik ini berhak membentuk pemerintah sendiri. Sejak ituberbagai usaha dari pihak dalam dan luar negeri mencoba menggagalkan pemerintahini.
Haniyah membuka peluangrekonsiliasi naisonal dengan Fatah. Dan bahkan Haniyah melepaskan jabatan PM dalambingkai rekonsiliasi utuh yang bisa terbentuk pemerintah persatuan nasional.
Untuk mengakhiri perpecahan PalestinaHaniyah menandatangani kesepakatan Shathi di rumahnya tahun 2014 yang setelah 7tahun terbelah secara politik. Sejak itu terbentuk pemerintah persatuannaisonal pimpinan Rami Hamdallah sebagai ganti pemerintah di Gaza dan Tepi Barat.(at/pip)