Dekan FakultasAl-Audah di Palestina guru besar ilmu keamanan dan strategi Hisyam Al-Maghazimemperingatkan bahaya rencana politik yang ingin menghabisi isu Palestina dengan&ldquobaju kemanusiaan&rdquo. Ia menyerukan faksi-faksi perlawanan Palestina waspada danmengambil langkah darurat mengantisipasinya dengan bijak.
Al-Maghazimenegaskan dalam wawancaranya dengan Pusat Informasi Palestina bahwarencana itu digagas selama beberapa tahun terakhir dan sudah menjadi bagiandari program sejumlah politisi dunia internasional. Atau politisi yang menganutmadzhab &ldquomembagi yang sudah terbagi&rdquo setelah kesepakatan Oslo. Namun agaknyagagasan itu mulai matang sekarang dan siap direalisasikan.
Maghazimengisyaratkan perubahan-perubahan politik di kawasan Arab dan regional telahmembentuk sebuah status quo yang memberikan peluang realisasi rencana dansekenario di atas tepatnya dengan timing sekarang.
Jatah untukRakyat Palestina
Pakar keamananini menegaskan rencana tersebut ingin membidik rakyat Palestina sebagai targetutama dengan menciptakan negara Palestina di Gaza hingga ke Sinai. Di satu sisiini sejalan dengan rencana Israel juga dari sisi tabiat kejiwaan warga Palestinadan warga Mesir memiliki kesamaan.
Maghazi menambahkanrezim Mesir merespon ini dengan mudah sehingga ini saatnya merealisasikan. Rencanaini ketika ditawarkan dalam &ldquobaju politik&rdquo selalu mendapatkan penolakan. Namunkali ini akan ditawarkan dalam &ldquobaju kemanusiaan&rdquo.
Ia menjelaskanrencana ini dibangun dengan prinsip ekspansi wilayah Palestina ke arah Sinaidengan menciptakan &ldquowilayah makmur ekonomi industri dan perdagangan&rdquo sehinggablok-blok manusia Palestina akan berpindah dan bermigrasi ke wilayah tersebutmencari kerja dan sumber rizki dan mungkin sebagiannya adalah wilayah JalurGaza.
Guru besarStudi Keamanan ini meyakini sebagian besar wilayah tersebut akan menampung blokmanusia Palestina yang akan bermigrasi ke Sinai dan pengungsi Palestina diLibanon. Faktor-faktor daya tarik akan berwatak kemanusiaan kemakmuran dankeamanan. Sebab saat ini pengungsi Palestina di Libanon sangat sulit akibatdilarang secara hukum dari menggeluti lebih dari 60 profesi.
Iamenambahkan migrasi itu akan menuntut adalah peluang kerja dan tinggal denganaman. Sebagian besar blok manusia Palestina akan berada di Sinai karena situasikeamanan di Libanon tidak kondusif dan ekonomi sulit.
Jatah Dahlan
Akademisi Palestinaini mengungkap rencana ini masuk dalam konpensasi atas kesepakatan Oslo yang pimpin pihak presiden Palestina MahmudAbbas dan pimpinan Fatah Muhammad Dahlan yang saat ini terlibat konflikpengaruh.
Maghazi menambahkan Abbas mendapat jatahmenguasai Tepi Barat yang sebenarnya di bawah kekuasaan Israel untuk memainkankepentingan-kepentingannya. Sementara saat ini Dahlan menguasai Sinai yangberada di bawah kekuasaan Mesir dimana Dahlan bisa menebar pengaruhnya.
Dahlan sendiri beberapa saat belakangan seringke Libanon untuk menebar pengaruh. Namun di sana juga ia ingin menciptakankrisis-krisis untuk menciptakan sumber keresahan dan kekhawatiran. Pada saatyang sama Dahlan menawarkan sejumlah kemudahan dan fasilitas termasuk beasiswadan lain-lain. Mereka kemudian di arahkan ke wilayah Sinai dalam rangkaianrencana besar yang berbaju kemanusiaan.
Sikap Nasionalisme
Pakar keamanan Maghazi menyatakan proyekberbaju kemanusiaan ini tidak akan ditentang oleh faksi Palestina manapun. Ini karenawilayah Jalur Gaza diblokade dan situasinya sulit sehingga sangat mudahmenerima dan tidak akan berbaju politik.
Namun Maghazi mengingatkan faksi-faksi Palestinaakan bahaya proyek ini dalam baju politiknya di masa depan. Sehingga ia tetapmeminta agar faksi-faksi Palestina senantiasa mengantisipasi termasuk dengansenjata perlawanan dan pembebasan Palestina.
Bargaining
Tak ada tekanan berat melebihi tekanan Gaza danwarga pengungsi Palestina di Libanon. Namun permasalhannya bagaimana agar gagasankemanusiaan ini tidak berubah menjadi gagasan politik di masa depan. Jika benarwarga Palestina digiring ke wilayah Sinai maka negara Palestina akan berpindahke sana.
Karena Israel kemungkin kecil akan menggelar agresilagi ke Jalur Gaza sementara Otoritas Palestina terus menunjukkanpermusuhannya terhadap Jalur Gaza namun Israel tetap akan berusahamengendalikan situasi. Di sisi lain Mesir saat ini jauh lebih siap menampungwarga Palestina di Sinai.
Karena itu pihak perlawanan tak perlu menempuhjalan kekerasan jika tidak dipancing sebab rencana di atas akan lebih mudahdijalankan. Faksi perlawana bersejarah Palestina harus bijak dan cerdasmengambil langkah dan mengambil inisiatif secara tenang.
Mencekik Gaza
Otoritas Palestina yang mengekang Jalur Gazadimana terakhir pemotongan gaji pgawai di Jalur Gaza dan listrik hanyabertujuan menekuk lutut Hamas agar menerima syarat-syarat yang dibuat olehpihak politisi Palestina regional dan internasional termasuk dalam hal iniTrump presiden baru Amerika.
Meski tekanan terhadap Jalur Gaza itusesungguhnya sudah dilancarkan sejak 10 tahun terakhir yang mengalami naikturun. Namun kini mereka ingin segera beralih kepada solusi berbajukemanusiaan. Kini rencana berbaju kemanusiaan itu hendak mereka percepatrealisasinya. (at/pip)