Pimpinan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di provinsiJericho Shakir Imarah menegaskan bahasa ancaman dan intimidasi hari-hari ini dialamioleh rakyat Palestina di Jalur Gaza sebagai bentuk pihak yang meneror itu mengikutitekanan dan politik Israel. Cara-cara ancaman ini akan berimbas negatif kepadabangsa Palestina di Tepi Barat di luar negeri dan juga Palestina 1948.
Imarah menegaskan dalam statemen persnya bahwa bahasaancaman yang dikeluarkan oleh sebagian pejabat Otoritas Palestina di Tepi Baratkepada Gaza dan warganya yang tegar menghadapi 10 tahun lebih blokade adalahcara-cara yang pasti berakhir dengan kegagalan. Ancaman semacam itu justru akansemakin membuat rakyat Palestina di Jalur Gaza tegar dan terhormat dalammemperjuangkan hak-hak mereka serta membebaskan diri dari kezhaliman.
&ldquoSolusi satu-satunya mengatasi masalah ini adalah denganduduk bersama di satu meja saling terbuka dan bertanggungjawab sebab politikancam mengancam sama sekali tidak bisa diterima. Saat ini kami sedang dalamtantangan besar dan tindakan yang bijak dengan berbagai pertimbangan dalammengatasi berbagai persoalan menjadi tanggungjawab semua pihak. Semua kelompokpolitik di Palestina menolak bahasa ancaman yang kasar dan hanya berpihakkepada Israel dan antek-anteknya&rdquo tegas Imarah.
Langkah presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas terhadap JalurGaza mulai bulan lalu mengurangi gaji pegawai pemerintah di Jalur Gaza antara30-50% kemudian disusul ancaman dari sejumlah pegawai pemerintah yang mengancamakan memperparah kondisi di Jalur Gaza dengan berbagai langkah dan kebijakan.
Presiden Abbas dan PM Rami Hamdallah meningkatkan logatancaman akan menempuh serentetan langkah tekanan ke Jalur Gaza jika Hamas yangberkuasa di wilayah itu tidak tunduk kepada inisiatif dan langkah Abbas. Sejumlahpejabat Otoritas Palestina seperti Al-Habbasy juga ikut memanaskan suasana. (at/pip)