Mon 5-May-2025

Amerikan dan Pengungsi Palestina Imigrasi Tetap Berkedok Menampung

Senin 20-Maret-2017

Terkait pengungsi Palestina(pencari suaka) sikap pemerintah Amerika selalu berpihak jelas kepada proyekzionisme namun dengan berkamuflase. Amerika menolak pengungsi Palestina kembalike kampung halaman mereka dan mereka diberikan warga negara tempat merekamengungsi. Dari program &ldquomenampung&rdquo hingga memberikan kewarganegaraan agartidak menjadi faktor pengancam stabilitas kepentingan di negeri setempat.

Studi Pusat Informasi Palestinakali ini menyoroti usaha Amerika selama 70 tahun terakhir melalui podium-podiumforum internasional dan sikapnya yang berpihak kepada Israel penjajah.Terakhir pemerintah Amerika menolak &ldquosolusi pendirian dua negara&rdquo. Padahalsolusi ini belum pernah diperdebatkan oleh siapapun. Namun dalam banyak kasusproyek pewarganegaraan akan berakhir gagal.

Amerika dan Kembalinya PengungsiPalestina

Bukan hanya menggunakan &ldquohak veto&rdquountuk melindungi Israel di Dewan Keamanan PBB bahkan untuk menolak hakkembalinya pengungsi Palestina sejak 1950 abad 20 lalu Amerika selaluberusaha mencari solusi bagi pengungsi yang menjadi persoalan paling krusialdan esensial bagi Palestina kecuali jika mereka ingin kembali ke kampunghalamannya di Palestina. Sehingga Amerika yang selalu memberikan legalitaskepada Israel dalam melanggar hukum internasional dan mengingkari hak-hakbangsa Palestina dan melakukan perundingan tipu-tipu dengan perwakilanPalestina.

Jika penyelesaian politik damaididasarkan kepada &ldquopendirian dua negara&rdquo menurut George Bush junior maka teoriIsrael tidak memperkenankan Palestina kembali dan tinggal di PalestinaBersejarah. Ini menjadi kontradiksi visi Amerika dan Israel. ini juga dalam rangkamemudahkan Amerika untuk bermain sebagai penengah.

3 April 2008 Kongres Amerikasepakat mengeluarkan keputusan nomer 185 yang menanggap Yahudi adalah bagianwarga Arab yang meninggalkan negeri asal mereka dan imigrasi ke Israel sebagaipengungsi. Kongres Amerika berkeras bahwa persoalan ini harus diselesaikan diTimur Tengah berdasarkan opsi Yahudi harus mendapatkan ganti rugi dari negaraArab negara Arab harus memberikan konsesi dengan melepaskan dari hakkembalinya pengungsi Palestina ke Palestina Bersejarah. Keputusan 185 iniberada dalam frame sikap ideologi politik elit Amerika yang menilai proyeknegara Israel sebagai bagian dari proyek nasional Amerika dan keamanannya.

Sehingga Amerika saat ini ataulainnya tidak pernah bisa diharapkan akan mendukung hak-hak Palestina. Sebabtidak mungkin negara manapun yang bertindak secara sadar melanggar danbertentangan dengan kepentingan nasionalismenya.

Kongres Amerika menyatakan &ldquoSejaklahirnya entitas zionis (Israel) sebanyak 850 ribu yahudi diungsikan darinegara-negara Arab ke Israel maka tidak layak Amerika mengakui hak-hakpengungsi Palestina tanpa mengakui hak serupa penungsi yahudi darinegara-negara Arab.&rdquo

Melalui perannya di Tim PemanduPBB untuk urusan Palestina bersama Perancis dan Turki yang digebtukberdasarkan pasal 2 dari resolusi PBB nomer 194 Amerika memanfaatkanpengaruhnya dan kekuatannya mendukung Israel terkait dengan persoalan pengungsiPalestina dengan langkah-langkah berikut

Berusaha menampung persoalanpengungsi Palestina dan mencoba menghalangi agar mereka tidak menjadi faktorinstabilitas di kawasan tempat mengungsi sebab itu akan mengancam kepentinganAmerika juga.

Memanfaatkan kebutuhan sebagianpemerintah Arab terhadap bantuan dana Amerika dengan konpensasi menyetujuimenampung dan memberikan kewarganegaraan kepada sebagian pengungsi Palestina.Saat itu Husni pernah menyatakan bahwa Suriah siap menampung &frac14 juta pengungsiPalestina dengan syarat mendapatkan ganti rugi yang adil. Nuri Said menyatakansiap menerima pewarganegaraan pengungsi Palestina di Irak dalam rangkaianrencana pengembangan ekonomi. Irak dikatakan bisa menampung 350 ribu pengungsi.

Mendukung arogansi Israel dalammenolak kembalinya pengungsi Palestina.

Amerika berusaha menghubungkanseluruh negara di kawasan Palestina dan sekitarnya dalam sebuah system kawasanpolitik dan ekonomi yang satu.

Dalam banyak tesis akademisiantara pasca Oslo Amerika berusaha memberikan rekomendasi untuk membuyarkanpersoalan pengungsi Palestina.

Tahun 1995 Kanada (yang memimpinGroup Kerja Khusus Persoalan Pengungsi Palestina) memabgian draft kerja dengantema &ldquovisi Byron&rdquo yang berkoordinasi dengan delegasi Amerika yang inginmengosongkan timur tengah dari pengungsi dan memberikan kewarganegaraan kepadamereka yang belum memiliki warganegara.

Draft tersebut menjadi dasarsikap-sikap negara regional dan internasional termasuk Amerika dan Rusia yangmemiliki kepentingan khusus terkait pendanaan bagi realisasi rekomendasi.

Draft menentukan jumlah danproblema pengungsi serta berusaha menghimpun sumber dana untuk memperbaikikehidupan dan ekonomi pengungsi Palestina mengefektifkan rencana kemanusiaanuntuk memperbaiki prosedur family reunification (pengumpulan kembali anggotakeluarga) di badan pengungsi ICRC disamping membahas potensi Tepi Barat danJalur Gaza untuk bisa menampung pengungsi Palestina bila kembali. Juga membahasmasa depan aktivitas UNRWA dan menyiapkan dokumen family reunification danpemberian ganti rugi. Isi draft itu mencerminkan visi barat secara umum(Amerika Eropa dan Kananda) yang menegaskan &ldquorehabilitasi pengungsi&rdquo diwilayah Tepi Barat dan negara-negara Arab sekitarnya serta menggunakanmekanisme &ldquofamily reunification&rdquo untuk kembalinya sejumlah kecil pengungsiPalestina ke Israel.

  • &nbsp &nbspDi tahun 1995 Don Peretz mengeluarkan dua keputusan baru soal kasus pengungsi Palestina dengan dana dari lembaga perdamaian Amerika terkait Kongres dan stusi lain soal ganti rugi pengungsi Palestina yang diterbitkan untuk Pusat Analisis Politik Palestina.

Perets mengasumsikan bahwaundang-undang internasional dan perjanjian-perjanjiannya menegaskan daruratnyalangkah pemberian kewarganegaraan bagi pengungsi siapa pun mereka dan tidakmemberikan peluang kembali ke tanah air mereka. Secara salah Perets menganggapbahwa kembali pengungsi ke tanah air mereka yang harus disiapkan peluang kerjadan hidup. Juga karena mereka telah meninggalkan negeri mereka dalam waktulama. Sehingga mereka akan sulit tinggal dan menyesuaikan diri dengan situasibaru. Ini menyangkut langsung hak dasar dalam membangun dan hidup serta sumberpenghasilan yang wajar.

Peretz mengusulkan adanyapenyelesaian persoalan pengungsi berdasarkan pertimbangan negara-negara kawasandimana mereka dibantu dan juga ganti rugi serta memperbaiki negara-negaratempat pengungsi.

Peretz menyerukan agar ada bankkhusus untuk mendistribusukan dana ganti rugi dan memberikan pinjaman kepadapengungsi agar mereka mencari rizki sendiri dimana mereka berada.

Namun ganti rugi yang diusulkan Peretzharus diberikan dengan cara massal dan bukan individu. Menurutnya nilai gantirugi itu termasuk nilai kepemilikan Yahudi di negara-negara Arab yang pernahditinggalkan dan PBB yang mengconversinya.

  • &nbsp Lawyer Amerika berdarah yahudi Dona Erzet memberikan solusi penanganan pengungsi Palestina dari pintu &ldquobahwa Israel tidak bertanggungjawab atas persoalan pengungsi Palestina&rdquo baik secara moral atau kemanusiaan. Karena tidak jelas pihak mana yang bertanggungjawab maka pihak internasional dan regional yang bertanggunjawab. Intinya pengungsi Palestina harus ditampung di Israel namun dengan syarat mereka yang tidak lagi produktif (usia lanjut dan manopouse) sehingga tidak berpengaruh kepada masa depan Israel dari sisi keamanan dan komposisi penduduk. Ada ganti rugi bagi pengungsi Palestina namun Arab juga harus mengganti rugi bagi kepemilikan Yahudi di negara Arab yang hancur karena perang. Erzet mengusulan pemberian warga negara bagi 5 juta pengungsi Palestina dengan rincian sebagai berikut

186 ribu pengungsi tinggal menetapdi Yordania menjadi warga negara.

75 ribu pengungsi di Suriah.

75 ribu pengungsi di Libanon.

519 ribu pengungsi di SaudiKuwait Irak dan Mesir.

90 ribu pengungsi di negara-negaraEropa Amerika dan Kanada.

75 ribu pengungsi direhabilitasidan dikembalikan ke wilayah Palestina jajahan 1948.

250 ribu pengungsi di Gazadipindahkan ke Tepi Barat untuk mengatasi persoalan kepadatan penduduk di Gaza.

Negara Alternatif

Dalam sejarahnya Amerika selalumengadopsi gagasan &ldquoproyek negeri alternatif&rdquo bagi pengungsi Palestina

  • Tahun 1949 penasihat Menteri luar negeri Amerika untuk urusan Timur Tengah Mack J ke Beirut untuk menjelaskan rencananya (rencana paling tua) proyek penempatan tetap warga Palestina di mana mereka berada. Gagasan ini disampaikan Amerika di Komite Kompromi Internasional yang dibentuk sesuai dengan keputusan Majlis Umum PBB nomer 194 untuk memberikan perlindungan kepada Pengungsi Palestina yang terdiri dari delegasi Amerika Parancis dan Turki.

Rencana didasarkan parapembentukan &ldquoperwakilan&rdquo yang terdiri anggota Perancis Inggris Amerika yangingin memberikan bantuan untuk membangun proyek pengembangan demi menampungpengungsi Palestina di negara-negara yang mereka tempati.

Rencana Mack J termasukmengembalikan 100 ribu pengungsi Palestina ke wilayah jajahan tahun 1948 danpemberikan kewarganegaraan bagi pengungsi lainnya di sejumlah negara.

Pada saat Amerika siap memberikanbiaya Israel mensyaratkan agar ia diakui penuh dan 100 ribu pengungsi yangdikembalikan ke Palestina harus sesuai dengan kepentingan Israel.

  • Antara tahun 1953 dan 1955 Erick Johnston delegasi presiden Amerika Dwight D. Eisenhower pergi ke Timur Tengah untuk melakukan perundingan dengan negara-negara Arab dan Israel. Johnston membawa proyek pemberian kewarganegaraan warga Palestina di Tepi Timur Yordania yang dikenal dengan proyek pembangunan bersatu untuk sumber air sungai Yordania yang akan diteraokan dalam lima tahap setiap tahan dua sampai tiga tahun.

Proyek solusi di atas memanfaatkanlahan luas subur di Yordania bagi pengungsi Palestina. Proyek Johnston adalahkelanjutan proyek-proyek sebelumnya yang fokus kepada pengembangan ekonomisebagai pintu masuk solusi pemberian kewarganegaraan tetap. Tahun 1955 Menteriluar negeri Amerika John Foster Dalas &ndash usai lawatannya ke Timur Tengah – menyampaikanpidato menyinggung visi Amerika bagi masa depan penyelesaian di kawasan. Ia menyinggungpersoalan pengungsi sebagai paling penting di antaranya dengan mengambalikansebagian pengungsi ke Palestina dengan syarat jika mungkin dilakukan danmendirikan negara Israel sebagai ganti buat Israel dan memberikankewarganegaraan tetap bagi sebagian pengungsi lainnya di negara-negara Arab yangakan didanai oleh Amerika. Namun proyek ini ditentang oleh negara-negara Arabseperti Mesir dan Suriah.

  • Tahun 1951 Washington mengajukan kepada Mesir gagasan pemberian kewarganegaraan bagi pengungsi Palestina di Jalur Gaza untuk ditampung di Sinai dan kesepakatan dengan UNRWA untuk menguji lahan seluas 190 ribu hektar untuk kepentingan ini. pemerintah Mesir mendapatkan protes dari rakyatnya agar menolak proyek ini. proyek ini pun mundur dan gagal.
  • Tahun 1962 Josep Johnson ketua lembaga Caringi untuk Perdamaian Dunia menyampaikan gagasan yang akan dibiayani resmi oleh Amerika dan Komite Kompromi Internasional milik PBB. Proyek ini akan memberikan setiap keluarga pengungsi Palestina peluang memiliki kembali ke kampung halaman mereka di Palestina (Israel) atau ganti rugi.&nbsp

Tautan Pendek:

Copied