Pemimpin Hamas diGaza Ismael Ridwan menegaskan kondisi pemerintahan di Gaza sikap pemerintahyang lari dari kenyataan dan peranya terhadap bangsa Palestina hampir tidak ada.Mereka menapikan kewajiban perlawanan di Gaza akhir-akhir tahun ini.
Ridwan menegaskanhal ini dalam seminar politik yang dilakukan Universitas Al-Aqsha tentangkondisi terakhir di Gaza.
Ia menjelaskanHamas tidak menghalangi pendirian negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun67 namun hal tersebut bukan berarti mengakui penjajahan Zionis. Tanah Palestinabersifat utuh semuanya milik para pengungsi Palestina yang kini bertebaran diberbagai belahan dunia.
Dengan demikianRidwan menolak sama sekali perundingan yang sekarang berjalan antara OtoritasPalestina dan Israel. Ia mengingatkan kegagalan demi kegagalan akan terusterjadi bahkan kini menemu jalan buntu setelah 23 tahun berjalan perundingan.
Ia menekankanperundingan tidak memberikan kebaikan apapun bagi masalah Palestina. Bahkankerugian kepedihan penangkapan dan pemberangusan senantiasa rakyat  alami. Ia justru menuding Otoritas Palestina sengajamenutup-nutupi kejahatan Zionis dengan melakukan kerja sama keamanan denganmerekas. Yang paling diuntungkan dengan perundingan dan kerja sama ini tentuadalah pihak Israel. Mereka mendapat keuntungan besar dalam kesepakatan Osloyang melahirkan perpecahan dan pertentangan diantara bangsa Palestina itusendiri. (asy/pip)
