Mulai Sabtu ini(25/2) Rakyat Palestina yang tinggal di luar negeri menggelar konferensiinternasional bertujuan mengaktifkan kembali peran rakyat Palestina khususnyayang berada di luar negeri dalam kancah perpolitikan Palestina.
Penggagas konferensi rakyat Palestina kemarin telahmengumumkan tentang langkah-langkah praktis guna mengimplemnatasikan peranaktif Palestina di luar negeri. Konferensi ini berusaha untuk membentukstruktur organisasi alternatif yang akan didiskusikan nantinya terutamadifokuskan pada Organisasi Pembebasan Palestina dan kelumpuhan institusi yangtidak lagi mengekspresikan seluruh rakyat Palestina.
Banyak diantara peserta yang mengkritik habis peranorganisasi pembebasan Palestina atau PLO saat ini. Mereka menekankan saat iniorganisasi tersebut tidak mewakili secara sah dari rakyat Palestina jika tetap sepertiitu yaitu tidak melakukan pembaharuan institusi dan tidak membuka pintu bagiPalestina lainya supaya berada di dalamnya.
Konferensi yang dihadiri Itu 260 tokoh Palestina dariberbagai negara dan kalangan berdiskusi dan berdebat untuk menghasilkan sesuatuyang bermanfaat bagi perubahan Palestina ke depan sebagai wujud sumbangsihpemikiran serta peran serta bangsa yang berada di luar negeri yang jumlahnyamelampaui jumlah warga Palestina sendiri di dalam negeri.
Muncul sejumlah pandangan dalam kaitan struktur yangdiinginkan untuk dapat menginstal karakter populer dari konferensi  serta meneguhkan struktur organisasi ini dalambentuk badan terkemuka untuk masa transisi selama satu tahun ke depan. Nantiakan dipilih anggota badan pendiri dari organisasi ini yang berjumlah kuranglebih 300 orang.
Juga muncul sejumlah nama yang akan menduduki sebagaipimpinan eksekutif dari lembaga konferensi rakyat Palestina di masa transisiini seperti Munir Syafiq Hisyam Abu Mahfudz sejarawan Salman Abu Sittah danbeberapa tokoh lainya.
Ada sejumlah agenda yang menjadi pembicaraanhangat diantara mereka seperti masalah perpecahan internal dan penyempurnaandari rekonsiliasi nasional serta bagaimana bangsa Palestina yang tinggal di larnegeri ini bisa mengakhiri lembaran konflik dari sejarah bangsa Palestina untukmemprioritaskan pada perlawanan terhadap penjajahan serta membantu masalah problemPalestina di pentar internasional. (asy/pip)