Koran Financial Times Inggris menilai sikap Israel meninggalkansolusi dua negara akan membuka peluang pembangunan permukiman yahudi makinmassif di Tepi Barat menindas Palestina lebih keras dan mengasumsikan hanya adasatu negara dengan warga negara kelas satu dan dua.
Dalam editorialnya edisi Financial Times kemarin Selasa(21/2) yang dikutip ke bahasa Arab oleh Badan Radio Inggris koran tersebutmenyatakan tindakan Israel meninggalkan solusi dua negara akan merugikanlegalitas Israel di mata dunia dan akan menguatkan kampanye boikot Israel danakan meninggatkan kekerasan di kawasan serta tidak akan terwujud perdamaianpenting secara riil seperti kata presiden AS Trump.
Koran Times ini menilai Trump telah mengambil sikap memihakkepada Israel sebagaimana pernah dilakukan Amerika selama dua dekake dahuluterkait konflik Israel &ndash Palestina. Mengutip Trump koran ini menyatakan &ldquoSayapelajari solusi dua negara dan solusi satu negara dan saya akan terima solusiyang bisa memuaskan dua pihak&rdquo. Statemen Trump ini mengagetkan bahkan Netanyahuyang disampaikan di depannya.
Trump sendiri memberikan isyarat kemungkinan meninggalkansolusi dua negara dan hanya mendirikan satu negara yang menampung warga Palestinadan Israel. Padahal prinsip dasar politik luar negeri Amerika selama inimengadopsi solusi pendirian dua negara Palestina dan Israel.  
Koran ini menilai tidak ada yang menolak sikap Trumpterkait solusi satu negara dimana warga Israel dan Palestina akan memiliki hakdemokrasi dan kesamaan dan menjamin kepemilikan tanah dan otonomi luas dalamsebuah negara konfederasi dan banyak warga Palestina yang sudah bosan dengankorupsi dan ketidakmampuan elitnya memberikan solusi.
Menurut koran ini Israel sesungguhnya juga khawatir dengansolusi ini jika warga Arab Palestina menyamai atau melampaui jumlah wargayahudi di masa mendatang antara perbatasan sungai Yordania dan laut meditrania.Saat ini saja penduduk di antara dua sisi itu sudah sama-sama 63 juta kuranglebih. (at/pip)
