Pimpinan gerakanJihad Islami di Jalur Gaza Khalid Al-Batsy menyerukan Otoritas Palestinapimpinan Mahmud Abbas untuk menarik pengakuannya terhadap Israel dan darikesepakatan penyelesaian politik.
Dalam keteranganpersnya kemarin Kamis (16/2) Al-Batsy meminta otoritas Palestina membukapeluang dan piliihan yang bebas kepada rakyat Palestina karena pilihanperundingan damai dan solusi damai telah terbukti gagal.
Ia menjelaskansikap resmi Amerika yang disampaikan presiden Donald Trump dalam pertemuannyadengan PM Israel Benjamin Netenyahu di Washington adalah pesan jelas kepadarezim Arab dan Otoritas Palestina bahwa proyek perdamaian dan penyelesaianpolitik dengan tema besarnya “solusi pendirian dua negara” (TwoNation State) telah berakhir.
Al-Batsy menilaifase mendatang yang menjadi tema adalah pembangunan permukiman Yahudi didataran tinggi Golan Suriah dan normalisasi (hubungan resmi) sebagiannegara-negara Arab dengan Israel dari negara musuh menjadi negara sahabat.Keberpihakan Amerika kepada Israel tidak bisa diterima.
Pimpinan JihadIslami ini menyerukan agar persoalan internal dan rumah tangga Palestina harusdibenahi dan dikuatkan untuk menghadapi implikasi sikap Amerika terhadap isuPalestina. Ia menilai sikap diam Arab atas tindakan yahudisasi dan permukimanbisa jadi akan menjadi faktor perpecepatan Amerika memidahkan kedubesnya dariTel Aviv ke Al-Quds.
Al-Batsy kembalimeminta Liga Arab dan Organisasi Kerjsama Islam (OKI) untuk mengambil sikaptegas dan serius menghadapi tantangan kekinian yang krusial. Kini umat sedangmengadapi ujian berat untuk membela suci di Palestina baik yang Islam atauKristen.
PM Israel BenjaminNetanyahu dalam konferensi bersama yang digelar oleh Presiden Amerika DonaldTrump di Gedung Putih menyatakan persoalan permukiman bukan persoalan mendasardalam konflik dan masih ada solusi melalui perundingan dan bahwa negara-negaramelihat Israel bukan lagi musuh namun sahabat. (at/pip)