Syekh Raid Shalah Ketua Gerakan Islam di Palestina 1948menyebut penahanan dan pengekangan dari pasukan penjajah Israel sebagai upayatindakan pengusiran berlatarbelakang agama politik rasis. Ia menjelaskanmasjid Al-Aqsha adalah murni milik umat Islam dan tidak mungkin tunduk kepadaperundingan politik.
Dalam wawancaranya kemarin Sabtu (27/1) dengan PusatInformasi Palestina Syekh Shalah menyampaikan situasi penahanan yangdialaminya di penjara Israel. &ldquoSaya dijebloskan ke dalam penjara Israel Ramondan selama ini hidup mendekam dalam sel isolasi atau penjara dalam penjara.&rdquo
Penderitaan di Sel Isolasi
Syekh Shalah menambahkan seorang tawanan merasa dalampenjara dengan penderitaan berlipat-lipat. Sebab hidup di sel isolasi terputusdari dunia luar bahkan untuk berkomunikasi dengan sesama tawanan kecualiberbincang di malam hari melalui jendela jelasnya.
&ldquoDi atas semua itu seorang tawanan diperketat dandiperkeras penderitaanya saat pemeriksaan terutama saat tawanan keluar dariruang tahanan ke teras atau saat dibesuk keluarganya.
Investasi Waktu
Syekh Shalah menyatakan secara umum seorang tawanan sepertidirinya hidup selama 24 jam dalam blokade sehingga ia tertantang apakah bisamemprogram waktunya dan &ldquomenciptakan&rdquo hidup yang penuh dengan kesendirianabsolut yang bisa membunuh atau tidak?
Syekh Al-Aqsha ini mengatakan &ldquoDengan karunia Allah Tuhansemestaalam saya memprogram waktu saya antara untuk ibadah shalat puasamembaca Al-Quran berdzikir membaca buku menulis dan mengarang syair/puisi.Karena itu saya merasa waktu saya sangat pendek di banding program hidupsaya.&rdquo
Ia melanjutkan &ldquoSaya merasa waktu sangat sempit. Inipenting sekali dalam hidup seorang tawanan untuk bisa berhasil dalammencipatakan perasaan ini dalam hidupnya. Saya dimuliakan oleh Allah di dalamtahanan untuk lebih dekat mengenal dunia tahanan politik terutama yang hidup disel isolasi mereka hidup sendiri-sendiri. Belajar tentang kesabaran mereka yangdijalani selama bertahun-tahun penuh dengan pesakitan.&rdquo
Investigasi dan Dakawaan
Terkait investigasi terhadap dirinya Syekh Shalahmenjelaskan selama 5 bulan pertama di penjara situasi berjalan tenang. Ketikamenjelang pembebasannya berbagai rentetan pemeriksaan dilakukan pertama olehpolisi Lahaf 433 dengan dua dakwahan pertama afiliasi kepada organisasiterlarang dan kedua provokasi dan ditunjukkan kepadanya artikel rekamanterkait semua aktivitasnya.
&ldquoMereka mengklaim yang saya lakukan adalah provokasi. Jawabansaya kepada pemeriksa semua pemeriksaan ini batil dan hanya perburuan hukumberlatar belakang sentiman agama politik rasisme. Sebab saya merasa kaliantidak menghakimi kepribadian saya namun menghakimi Al-Quds Sunnah danprinsip-prinsip dasar Islam dan Arab serta Palestina. Inilah fakta pengadilan yangkalian lakukan kepadaku.&rdquo Tegas Syekh Shalah kepada tim investigasi Israel.
Ia menambahkan di awal-awal saya meyakini bahwa batasanjalannya pemeriksaan akan ditentukan oleh polisi Lahaf 433. Namun 5 harisetelah bebas dari penjara ternyata pemeriksaan dilakukan lebih lanjut dandetail oleh badan intelijen Israel.
Secara detil Syekh Shalah menjelaskan dirinya dipindahdari penjara Ramon ke Pusat Militer Salim dekat Jenin (Tepi Barat bagianutara) dan di sana ia diperiksa oleh intelijen Israel.
&ldquoMereka bertanya kepadaku terakait banyak hal tentangAl-Quds dan Al-Aqsha. Mereka berusaha memasukiku seakan mereka mengira ituproses perundingan. Saya katakana dengan satu kata masjid Al-Aqsha terlalusuci untuk menjadi bahan perundingan. Saya tidak siap melakukan perundingan dengansatu sisipun terkait Al-Aqsha. Saya tegaskan kepada kalian Al-Aqsha adalah hakmurni umat Islam sampai hari kiamat.&rdquo
Ancaman dan Menolak Tawar Menawar
Soal ancaman Israel terhadapnya Syekh Al-Aqsha Shalah iniini menjelaskan benar realitanya sangat pahit namun dirinya tidak takut. Sebagianpemeriksa Israel mengatakan &ldquoKalau keluar dari penjara saya tahu apa yang adalakukan dan lembaga yang anda jalankan adalah terlarang dan illegal. Kami akanmelakukan tindakan hukum yang diperkukan.&rdquo
Syekh Shalah kemudian menjawab &ldquoSaya manusia ingin keluardari penjara untuk melayani masyarakat saya.&rdquo Pemeriksa Israel menjawab &ldquoAndapunya satu jalan saja masuk ke Knesset (parlemen Israel) dari sana lakukanperubahan.&rdquo Namun Shalah menjawab &ldquoSaya tak akan masuk Knesset selama sayahidup dan itu keyakinan saya.&rdquo
Usai bebas Syekh Al-Aqsha ini menyatakan mendapatkan pesanancaman dari pihak keamanan Israel dan lainnya menyatakan akan terus mengawasi Israeldan memburunya.
Namun begitu saya selalu katakana &ldquoKami bertawakal kepadaAllah yang Maha Suci dan Tinggi&rdquo (at/pip)