Tue 6-May-2025

Kunjungan Tokoh Muslim Indonesia Tuai Kecaman Keras

Sabtu 21-Januari-2017

Kunjungan sejumlah tokoh Muslim yangdikabarkan sebagiannya adalah dari MUI ke Israel dan bertemu dengan presidenReuven Rivlin di Tel Aviv mendapatkan kecaman keras dari berbagai kalangan. Sebagianmenilai kunjungan itu melukai umat Islam terutama bangsa Palestina sendiri. Sementarasebagian lain menilai kunjungan sebagai penghinaan terhadap proklamatorIndonesia Bung Karno. Namun hingga kini belum ada klarfikasi secara jelas soalkabar kunjungan itu.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengakubelum mengetahui secara persis mengenai kunjungan Ketua Komisi PerempuanRemaja dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Istibsyaroh menemui PresidenIsrael Reuven Rivlin di Tel Aviv. Namun Fahri mengatakan negara Zionis itumemiliki lobi mempengaruhi yang kuat.
Oleh sebab itu Fahri menegaskan seharusnya Indonesia bangga karena tidakmemiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Siapa pun tokoh atau pejabat yangmenyambangi Israel merupakan penghinaan terhadap pendiri bangsa dan amanatpembukaan UUD 1945.
“Yang perlu disadari oleh tokoh terutama ya sadarilah bahwa kita tidakpunya hubungan diplomatik dengan Israel karena itu menunjukkan danmembanggakan. Apalagi kunjungan ke Israel itu sama dengan menghina pendiribangsa menghina Bung Karno menghina amanat pembukaan UUD” ujar Fahri diKompleks Parlemen Senayan Jl Gatot Subroto Jakarta Pusat Jumat (20/1/2017).
Fahri menyayangkan apabila ada tokoh yang jelas-jelas bertemu dengan pemerintahdi Israel. Dia mengatakan sampai saat ini Indonesia tidak mengakui keberadaanIsrael karena menjajah Palestina.
“Ada orang alasan ziarah ke Palestina ke Al-Aqsa dan sebagainya. Kalau orangsebagai turis itu diam saja dan tidak bertemu pejabat. Tapi ini kalau bertemupejabat dan sebagainya itu niat mau mengakui negara yang tidak kitaakui” ujar politikus PKS tersebut.
“Jadi itu yang harus disadari apalagi kalau dia adalah anggota MajelisUlama itu sangat disayangkan karena ini prinsipiil sekali apalagi denganbegitu banyak fatwa ulama di dunia ini untuk tidak menerima (Israel)”sambung Fahri.
Fahri menegaskan boleh saja warga sipil berkunjung ke Israel. Tetapi diamelarang pejabat atau pemilik kepentingan mengunjungi Israel.
“Kalau orang sipil silakan saja artinya dia nggak ikut fatwa ulama.Tapi kalau dia tokoh apalagi pejabat negara janganlah petantang-petentengbertemu pejabat setempat. Paspor dicap sudah nggak enak apalagi bertemuotoritas resmi. Artinya kita nggak baca UU. Artinya cukupdisayangkanlah” jelas Fahri.
Sebelumnya diberitakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mendengarketerangan Istibsyaroh. Dari pengakuan tersebut ia mengungkapkan tidakmengetahui akan ada pertemuan dengan Presiden Israel Reuven Rivlin.
“Jadi kami juga baru minta pendapatnya (Istibsyaroh). Ibu Istibsyarohtidak tahu akan ada pertemuan dengan Presiden Israel. Dia diajak ada rombonganada beberapa nama. Termasuk adiknya yang mengajak ke Israel” ujarBendahara Umum MUI Prof DR Amany Lubis saat dihubungi detikcom Jumat (20/1/2017).

Di sisi lain ketua Komite Indonesiauntuk Solidaritas Palestina Ustadz Ferry Nur – dalam keterangannya kepada Pusat Informasi Palestina mengecam kunjungan tersebut sebabIsrael zionis adalah bangsa penjajah yang sampai detik ini masih menjajahbangsa Palestina.

Ini bukan kali pertama delegasi muslim berkunjung keIsrael Maret tahun lalu rombongan wartawan senior Indonesia mendapat kecamankeras setelah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel BenjaminNetanyahu di Tel Aviv. Kunjungan tersebut dinilai kontraproduktif dengan upayaIndonesia mendukung kemerdekaan Palestina dan menentang pendudukan Israel.
&ldquoKunjungan tersebut jelas sangat kontradiktif di tengahsikap Indonesia yang sejak awal menentang penjajahan Israel di Palestina danmendukung kemerdekaan Palestina&rdquo kata anggota DPR Mahfuz Sidik ketika itu.
Enam wartawan yang diundang pemerintah Israel adalahdari Tempo Kompas Bisnis Indonesia Metro TV Jawa Pos dan The Jakarta Post.(detik/arrahmah/atpip)

Tautan Pendek:

Copied