Mantan PresidenAmerika Barack Obama mengsinyalir pemindahan kantor kedutaan besar Amerikadari Tel Aviv ke Al-Quds akan menimbulkan gejolak bahkan ledakan. Oleh karenaitu dirinya mengkhawatirkan mundurnya kesempatan solusi dua negara dalamkonflik Palestina-Israel ini.
Dalam konferensipers terakhinya di Gedung Putih sebelah serah terima jabatan presiden dariObama kepada Trump Obama memperingatkan tindakan sepihak yang mengagetkandan kemungkinan akan meledakan situasi. Ia mengatakan dirinya masih khawatirterkait proses perdamaian yang sedang berjalan. Ia menganggap kondisi ini takmungkin dilanjutkan dan bertentangan dengan kondisi di lapangan kawasan dandunia.
Dalam pada ituObama mendukung keputusan Dewan Keamanan PBB tentang permukiman Israel. Ia menganggapsejumlah agenda penting untuk menyelematkan solusi dua negara. Ia mengatakantujuan dari keputusan ini sangat sederhana yaitu perkembangan permukiman telahmenciptakan situasi ril di lapangan menjadikan sangat sulit bahkan mustahilmenyusul meningkatnya kondisi di lapanga.
Ia mengatakanpemerintahnya belum menggunakan hak veto untuk menolak resolusi Dewan KeamananPBB terkait dengan permukiman karena saya rasa solusi dua negara adalahsatu-satunya pilihan untuk berdamai.
Presiden Amerikaini mengkhawatirkan tidak berdirinya negara Palestina maka Israel akanmenghadapi bahaya. Karena pada akhirnya ia akan menghadapi jutaan orangterhalang hak-haknya.
Sebelumnyapresiden Donald Trump mengumumkan akan memindahkan kedubes Amerika dari TelAviv ke Al-Quds. ia menganggap kota terjajah itu sebagai ibu kota abadi bagibangsa Yahudi. Tentu sikap Israel mendapat reaksi keras dari semua pihak baikresmi maupun tidak baik dari kalangan Arab ataupun yang lainya. (asy/pip)