Aleg Palestina Jamal Hidlri yang juga ketua Komite RakyatAnti Blokade menyebut tahun 2016 sebagai tahun terburuk bagi Jalur Gaza karenaberlanjutnya blockade Israel penderitaan 2 juta warga yang semakin buruk ditambah sejumlah laporan resmi dunia internasional dan local soal angka-angkamencengangkan soal realita kemanusiaan yang semakin sulit yang mengharuskandunia internasional harus bergerak segera.
Hidlri menegaskan dalam salinan pernyataan persnya yangditerima Pusat Informasi Palestina hari ini Jumat (23/12) bahwa blockadedan penutupan perlintasan di Jalur Gaza serta makin ketatnya pemeriksaanbahan-bahan bangunan yang masuk ke Jalur Gaza menyebabkan proses rekontruksidan pemulihan Jalur Gaza akibat agresi Israel tahun 2014 menjadi mendek.
Ia mengisyaratkan kekangan itu menelantarkan danmenghalangi proses pemulihan sehingga sekitar 80 ribu warga Palestina masihterlunta-lunta tanpa tempat tinggal yang jelas akibat rumah mereka rusak danbelum bisa membangun kembali.
Hidlri menyatakan 9 ribu rumah dari 12 ribu rumah rusaktotal belum dipulihkan karena Israel menghalangi bahan bangunan.
Sejak Mei lalu Israel menolak daftar nama baru pemilik rumahyang rusak di Jalur Gaza untuk dimulai rekontruksi meski dana dan alasannyapasti.
Namun tidak berarti masalah pendanaan sudah selesai. Sebab sekitar50% rumah yang dirusak Israel secara total belum mendapatkan pendanaan.
Hidlri menyerukan para donor untuk menepati janji dankomitmen pendaan mereka karena itu janji diikat oleh hukum moral dankemanusiaan serta menekan Israel memasukan bahan bangunan segera.
Memasuki tahun 10 blokade Jalur Gaza telah membuat 80% wargadi Jalur Gaza di bawah garis kemisikinan dan 60% pemuda menganggur 15 juta wargahidup mengandalkan bantuan yang tidak cukup. Sungguh ini blockade biadab!!(at/pip)