Surat kabarZionis Yedeot Aharonot merilis sebuah laporan seputar kondisi pembunuhan pilotyang juga arsitek pesawat tanpa awak (drone) Hamas asal Tunisia MuhammadZawari pada hari Kamis (15/12) lalu.
Surat kabarZionis ini mengatakan bahwa Zawari keluar dari rumahnya di Sfax dan mengendaraimobilnya jenis &ldquoKia Picanto&rdquo. Namopanya dia tidak memperhatikan truk yang menutupjalan. Yang jelas hanya satu hal yakti bahwa mobilnya tidak bisa bergerakmeskipun hanya satu meter saja.
Aharonotmelanjutkan &ldquoSebuah mobil dari sebuah gang berhenti di sisi mobil Zawari. Daridalam mobil keluar dua orang dengan dengan senjata berperedam suara. Keduanya memberondongkan22 peluru dan tidak memberi kesempatan Zawari untuk lolos. Delapan pelurumengenai kepala dan lehernya sehingga membunuhnya saat itu juga.&rdquo
Menurut suratkabar Zionis ini lewat sejam kemudian ditemukan jasad Zawari dengan kepalatergeletak di roda kemudi dan di sekitarnya becak-bercak darah.
Polisi menemukansenjata dan alat peredam suara di dalam mobil namun tidak menemukan sidik jaridi senjata tersebut. Sementara mobil truk yang disewa di lokasi pembunuhanmasih berada di jalan al-Shater di kampung Bani Hamidah di samping tiga mobilkosong yang diketahui kemudian ketiganya adalah mobil sewaan.
Polisi Tunisiamemprediksi bahwa persiapan rencana untuk pembunuhan insinyur penerbangan asalTunisia ini membutuhkan waktu selama tiga bulan.
Menurut parapenyelidik seseorang berwajah orang timur berusia pertenganan 40-an tahunkelahiran Maroko dan memegang passport Belgia adalah orang yang mengikutiZawari dan mendokumentasikan masuk dan keluarnya korban dari Tunisia.
Menurut YedeotAharonot orang tersebut meminta bantuan dua orang pengusana lokal yangmenyewakan rumah untuknya yang berjarak beberapa meter dari rumah target.
Surat kabarZionis ini mengatakan tersangka utama tiba di Tunisia pada September lalu dan mempresentasikandirinya sebagai pengusaha yang konsen pada bidang investasi melalui pendirianpabrik dan mencari partner lokal. Gambar pelaku akan dirilis dalam waktu dekatnamun diperkirakan kedua pelaku aksi telah meninggalkan Tunisia.
Yedeot Aharonotmenerangkan bahwa Zawari pada hari Ahad lalu pulang dari melakukan perjalananke Suriah Libanon dan Turki. Menurut pihak penyelidik seorang wartawatiTunisia yang tinggal di Hungaria mendapatkan nomor telepon korban dari kampusSfax di mana korban sedang menyelesaikan studi doktoralnya di bidang pesawat tanpaawak.
Wartawati tersebutkemudian menyampaikan kepada korban tentang niatnya untuk membuat sebuahlaporan tentang masalah pesawat tanpa awak ini dan meminta untuk bertemu dengankorban. Zawari pun jadi mangsa. Wartawati tersebut bertemu dengan korban dantiba bersama seseorang yang menyatakan dirinya sebagai seorang &ldquopeneliti&rdquo. Keduanyasepakat untuk pertemuan kedua kalinya pada hari Kamis tepat dihari aksipembunuhan korban.
Pada hari itujuga sang wartawati meninggalkan Tunisia kembali ke Hungaria dan tidakmenghadiri pertemuan yang sudah disepakati dengan korban. Para pelaku aksi tahubetul bahwa korban akan berada di rumahnya.
Koran-koranTunisia Ahad (18/12) menulis bahwa pihak-pihak keamanan telah membujuk sangwartawati kembali ke Tunisia dan dia telah ditangkap di bandara. Begitu juga paramitranya yang mengklaim bahwa mereka tidak tahu apa-apa soal rencana danaksinya. (was/pip)