Pihak Uni Eropa kemarin Kamis mengecam Israel yang masih melanjutkanpolitik penahanan administrative terhadap tawanan Palestina di penjara-penjaramereka.
Dalam keterangan yang dikeluarkan oleh kantor perwakilannyadi kota Al-Quds UE mengungkapkan keresahannya terhadap sikap Israel yangintens menahan warga Palestina dengan status administrative tanpa dakwahanresmi.
UE menyatakan jumlah tawanan Palestina administrativeselama 18 bulan terakhir bertambah berlipat yang mencapai 700 orang tawananadiministratif di penjara Israel tiga di antaranya di bawah umur.
Uni Eropa meminta Israel agar menghormati kesepakataninternasional terkait tawanan dan mengumumkan resmi penyebab penahananmemberikan hak kepada tawanan untuk memiliki bantuan hukum dan diadili denganadil.
UE juga mengkawatirkan kesehatan dua tawanan Palestina AnasSyadid dan Ahmad Abu Farah yang mogok makan sejak 25 bulan lalu memprotespenahanan administratifnya.
Syadid dan Abu Farah ditahan sejak Agustus 2016 lalu danmulai mogok makan pada 25 September. Keduanya dari kota Hebron dan masih ada limatawanan Palestina lainnya yang mogok makan memprotes penahanan administrative.
Tawanan Palestina mogok makan sebagai bentuk protes ataspelangaran Israel yang menahan adiministratif tanpa proses pengadilan dandakwaan resmi dan hanya menggunakan dalih &ldquodata rahasia&rdquo yang tidak perludiketahui tawanan.
Aturan penahanan adiministratif Israel juga bisadiperpanjang berkali-kali setiap perpanjangan dengan masa enam bulan.
Dalam 30 penjara Israel mendekam warga Palestina sebanyak 7ribu tawanan Palestina 64 di antaranya tawanan wanita 13 remaja putri dibawah 18 tahun tawanan anak mencapai 4000 di penjara Magedo dan Over dantawanan administrative sebanyak 700 orang. (at/pip)