Koran Israel Maarev hari ini Jumat (9/12) mengungkap adanyakesepahaman/kesepatan antara pimpinan partai Home Jewish Neftellli Bennet danPM Israel Benjamin Netanyahu untuk menunda persetujuan terhadap RUU legalisasipermukiman Yahudi hingga era setelah Presiden Obama atau setelah presiden baruDonald Trump resmi menjabat presiden AS.
Kesepakatan mereka ini dicapai setelah adanya kekhawatiranObama akan mengambil tindakan yang merugikan Israel di level internasional jikaRUU itu disahkan sekarang.
RUU itu sendiri sudah mendapat persetujuan pada presentasipertama. RUU itu menegaskan legalitas sekitar 55 permukiman (apartemen danrusun) dan perumahan liar di Tepi Barat yang ini berarti Israel mengakuilegalitas sekitar 4 ribu unit hunian yahudi yang sebelumnya Israel menyatakanillegal.
Sementara itu RUU itu akan memberikan ganti rugi kepadawarga Palestina yang terbukti memiliki tanah dan lahan yang diambil leh Israelmelalui proses hukum yang dinilai pelik dan berlangsung lama. Sementara ituIsrael juga sudah melegalkan lahan yang berstatus &ldquoin absentia&rdquo dimana wargaPalestina meninggalkannya karena kekerasan Israel dan menempatkan warga yahudiyakni di pemukiman Amona.
RUU itu juga ingin mengukuhkan penguasaan Israel terhadapwilayah Tepi Barat serta menjauhkan peluang &ldquosolusi dua negara&rdquo dengan memutusjalan bagi negara Palestina untuk bisa eksis.
Sebagian besar anggota parlemen Israel sepakat untukmembiarkan blok-blok permukiman Yahudi di sana meski sudah ada solusi masamendatang dengan Otoritas Palestina. (at/pip)