Perdana Menteri Turki Ben Ali Yildirim menegaskan bahwa upayapenjajah Zionis mengubah fitur al-Quds dan melakukan yahudisasi padanya tidakdapat diterima. Dia mengatakan “Kami tidak bisa mentolerirpraktek-praktek seperti ini dan harus dipertahankan sejarah Islam di al-Quds.”
Hal tersebut disampaikan Yildirim dalam muktamar Palestinauntuk al-Quds yang diselenggarakan di Istanbul Turki. Dia menyatakan bahwaTurki memiliki tanggung jawab historis terhadap al-Quds. Dia menambahkan &ldquoKamitelah melakukan renovasi porselen dan merestorasi bendera emas yang ada di KubahShakhrah juga merenovasi pemakaman Yusufiya.&rdquo
Selama pertemuan dengan para pemimpin dan anggota parlemenArab Islam dan asing PM Turki mengingatkan bahwasanya tidak mungkinmembicarakan tentang perdamaian dan stabilitas di tengah-tengah penjajahan. Diamengatakan &ldquoJalan satu-satunya untuk menyelesaikan isu Palestina adalahmenghormati hak Palestina dan menghentikan semua pelanggaran yang terusberlangsung di Palestina dan al-Quds. Tanggung jawab ini ada pada pundakmasyarakat internasional.&rdquo
Yildirim mengingatkan bahwa Turki sedang mengerahkan upayabesar untuk mendorong negara-negara dunia mengakui negara Palestina. Di mananegara-negara yang sudah memberikan pengakuannya ada 137 negara. Dia memintaagar orang-orang Palestina memiliki sebuah negara yang berdaulat di atas tanahairnya.
PM Turki ini menyerukan pentingnya mewujudkan rekonsiliasi Palestinadan mendukung rekonsiliasi nasional. Dia menjelaskan bahwa Turki yang saat inimemimpin OKI terus mendukung perjuangan al-Quds.
Yildirim mengungkapkan kekhawatirannya yang mendalamterhadap keputusan penjajah Zionis yang melarang adzan di masjid-masjid Palestina.&ldquoKami mengikuti semua itu dengan segala kekhawatiran. Keputusan larangankumandang adzan tidak bisa diterima. Kami akan melawan semua bahaya yangmenimpa hak-hak kaum muslimin.&rdquo (was/pip)