Pengadilan Pusat Zionis memutuskanuntuk tetap merahasiakan nama-nama para arkeolog Israel yang bekerja di Tepi Barat.Selain itu juga tidak akan mengungkap lokasi penyimpanan warisan peninggalanyang telah dieksplorasi tersebut.
Surat kabar Zionis Ha&rsquoaretz edisiRabu (23/11) menyebutkan bahwa pengadilan telah mengambil keputusan iniberdasarkan permohonan kebebasan informasi yang diajukan dua lembaga Zionis “YeshDin” (yang konsen pada masalah HAM) dan “Emek Shave” (yangberkonsentrasi pada peran warisan peninggalan dalam konflik Israel – Palestina)terhadap pemerintah administratif sipil Zionis di Tepi Barat.
Sebelumnya dua lembaga Zionis inimeminta pengungkapan nama-nama para arkeolog yang melakukan ekslorasi warisanpeninggalan di Tepi Barat. Keduanya juga meminta pengungkapan lokasipenyimpangan bagian dari peninggalan arkeologi tersebut di samping daftar yangberisi semua potongan benda arkeologi yang dipinjamkan kepada museum-museum daninstitut-institut penelitian dan pameran-pameran Israel. Namun pengadilanZionis menolak semua tuntutan tersebut.
Disebutkan bahwa hakim pengadilanpusat Zionis Yigal Mersil pasrah pada sikap entitas Zionis. Bahwa mengungkapidentitas para arkelolog tersebut bisa menyakiti mereka dari sisi profesi. Dia mengatakan&ldquoAda ketakutan besar adanya gangguan serius atas profesi mereka dan kepentinganekonomi akibat pemboikotan.&rdquo
Menanggapi keputusan pengadilan inilembaga HAM “Yesh Din” mengatakan &ldquoLembaga-lembaga negara takut akanpemboikotan yang  diberlakukan akibatpenggalian arkeologi di Tepi Barat juga takut akan membayakan hubungan luarnegeri Israel. Hal ini menyingkap bahwa negara (Zionis) merasa bahwa keduatangannya tidak bersih. Karena itu mereka harus melakukan tipu daya untukmenyembunyikan perbuatannya di bidang arkeologi di Tepi Barat.(was/melayu.palinfo.com)