BadanTinggi Umum Islam di al-Quds menyerukan kepada para pemimpin negara Arab danIslam untuk mengarahkan kompasnya ke al-Quds dan melakukan revitalisasikeputusan UNESCO terakhir khususnya keputusan yang membantah adanya hubunganYahudi dengan masjid al-Aqsha.
Hal tersebutdisampaikan Badan Tinggi Umum Islam dalam surat telegram Senin (14/11) yangditujukan kepada para pemimpin negara-negara Arab dan Islam. Surat tersebutmeminta kompas diarahkan secara terus-menerus ke kota al-Quds.
BadanTinggi Islam juga menyerukan kepada dukungan terhdap institusi-institusipendidikan kesehatan perumahan dan yang lainnya. Yaitu dengan melaksanakanresolusi-resolusi yang berkaitan dengan mengalokasikan dana yang dibutuhkanuntuk itu dan juga merevitasisasi dana-dana untuk al-Quds.
Dalamsuratnya Badan Tinggi Islam berharap ada revitalisasi keputusan UNESCO terkaital-Quds dan masjid al-Aqsha serta memanfaatkan keputusan ini agar keputusantersebut tidak menjadi berita di atas kerta semata. Yaitu dengan melakukanlangkah politik diplomasi bisnis dan ekonomi guna menghentikanpelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penjajah Zionis terhadap al-Quds sertatempat-tempat suci Islam dan Kristen.
Sementaraitu Dinas Wakaf Islam di al-Quds mengatakan bahwa pemerintah penjajah Zionisberusaha mengukuhkan keyahudian negara entitas penjajah Zionis dan menghapussemua yang berbau Arab dan Islam di kota al-Quds.
Keputusanpemerintah penjajah Zionis yang menyetujui larangan kumandang adzan di kotaal-Quds dan perkempungannya merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasanberibadah pelanggaran terhadap syiar utama dari syiar-syiar Islam serta melukaiperasaan kaum muslimin.
&ldquoKeputusanlarangan kumandang adzan adalah perang terhadap Islam dan kaum muslimin&rdquo tegasnya.Tindakan ini dinilai sebagai serangan terhadap syiar agama Islam. Karena syiaradzan sudah ada sejak lebih dari 1400 tahun. (was/melayu.palinfo.com)