Persoalan pemblokiran kontenPalestina di Facebook bukan hanya menjadi sorotan utama media-media Palestinanamun juga media-media internasional terkemuka. Mereka menilai politikpenjajah Israel represif terhadap kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi.
Pusat Informasi Palestinaberbahasa Arab (Markaz Filistini lil I&rsquolam) menjadi salah satu korbannya dimana7 akun pengelolanya (manajemen dan editor) di halamannya di Facebook diblokir.Koran terkemuka di Inggris Independent menurunkan laporan terkait kasus ini.
Menurut Independent tak adadasar hukum yang benar bagi Israel yang bisa mendakwah personal melakukankejahatan pidana terkait materi postingan di internet kecuali setelah negarazionis itu merasa khawatir bahwa konten internet telah menyulut meluasnyaIntifadhah selama 12 bulan terakhir. Israel kemudian membuat unit &ldquoInternetCrime&rdquo (Cyber Crime) pada Oktober 2015 untuk mengawasi dan memantau postingandi internet.
Selain itu Israel menekanperusahaan-perusahaan pemilik jejaring social untuk menghapus konten-konten danpostingan yang dianggap provokatif atas kekerasan dimana yang dimaksud adalah perlawananmenghadapi penjajah Israel.
Maka delegasi Facebookperusahaan terbesar jejaring social dunia saat ini bertemu dengan pejabatIsrael di September lalu yang disebut oleh Mendagri Israel sebagai pertemuan&ldquoberhasil&rdquo dan akan memblokir konten Palestina dengan dakwaan anti provokasi.
Independent juga menyinggungdalam laporannya bahwa Pusat Informasi Palestina berbahasa Arab mengeluhkansedikitnya 10 akun manajemen dan editor di halamannya berbahasa Arab danInggris yang diikuti lebih dari 2 juta orang diblokir. Menurut Pusat InformasiPalestina ini dianggap sebagai hasil pertemuan Israel dan pihak Facebook.
Padahal menurut salah satupengelola halaman Pusat Informasi Palestina berbahasa Arab Rami Salam bahwakonten yang dihapus misalnya tidak terkait dengan provokasi sama sekali sepertivideo seorang pemuda Palestina dari Gaza yang memulai proyek kecil karenadianggap Facebook vulgar hanya karena laporan dari Israel.
Setelah pihak Pusat InformasiPalestina berbahasa Arab mengeluhkan hal itu ke facebook secara resmi makamereka berjanji akan mengamankan hak-hak sipil dan suara Palestina dengan amanke seluruh pelosok negeri.
Tahun 2015 96% warga Palestinamenggunakan Facebook untuk mengikuti perkembangan informasi. Sehinggapemblokiran akun bagi mereka bisa menutup akses informasi.
Sejak Oktober lalu Israelmenutup 150 akun Palestina dengan tudingan provokasi. Namun mereka menyatakanternyata banyak konten yang dihapus dan diblokir tidak ada kaitan dengan Israelatau bahkan sekadar mengkritik. (at/pip)