Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)pada hari Senin (24/10) menyerukan pentingnya melindungi status sekarang iniuntuk masjid al-Aqsha setelah PM Zionis Benjamin Netanyahu mengumumkan ikutdalam penggalian-penggalian di bawah masjid al-Aqsha.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB IstvanDogrec mengatakan &ldquoSikap Ban Ki-moon dan sikap PBB sangat jelas terhadapstatus tempat-tempat suci. Kami telah mengungkapkan sikap kami berkali-kali danhari ini kami ulangi yaitu pentingnya menjaga status sekarang ini untuktempat-tempat suci.&rdquo
Seperti dilansir kantor berita Arab &ldquoQudsPress&rdquo komentar jurubicara resmi PBB tersebut sebagai respon atas pertanyaanpara wartawan terkait dengan penyataan Netanyahu yang menyatakan tekadnyasecara pribadi ikut dalam penggalian-penggalian di bawah masjid al-Aqsha. Dia menyerukankepada masyarakat Yahudi untuk bergabung dengannya.
Media-media Zionis mem-blow uppernyataan Netanyahu terkait masalah ini selain serangan kerasnya pada UNESCOyang mengatakan bahwa UNESCO tidak peduli dengan serangan yang dilakukan &ldquoIslamradikal&rdquo terhadap warisan dunia sebagaimana yang dilakukan ISIS.
Jika Netanyahu menyerbu masjidal-Aqsha maka ini akan menjadi penyerbuan yang pertama kalinya dilakukan perdanamenteri Zionis sejak pendudukan al-Quds timur pada Juni 1967.
Kunjungan Ariel Sharon mantan ketuapartai Likud ke masjid al-Aqsha pada 28 September 2000 mendapatkan protesluas Palestina yang berkembang menjadi intifadhah sengit yang berlangsungselama beberapa tahun.
Pekan lalu secara final UNESCOmengadopsi resolusi yang diajukan Palestina dan negara-negara Arab lainnya yangmembantah adanya hubungan antara Yahudi dan masjid al-Aqsha.
Resolusi ini juga mengecampelanggaran-pelanggaran ZIonis di masjid al-Aqsha dan meminta penjajah Zionissebagai kekutan pendudukan untuk mengembalikan situasi di al-Aqsha sebagaimanasebelum September 2000 saat itu dinas wakaf Islam Yordania berdaulat penuhatas masjid al-Aqsha. (was/melayu.palinfo.com)