Sejumlah aktivis dan media sosial serta para pengamat memperingatkanberlanjutnya kekacuan di wilayah Nablus dalam beberapa hari terakhir sejakbulan Ramadhan hingga beberapa hari setelah iedul fitri jika tak mendapatperhatian dari para pejabat akan menjadi bahaya di akhir barang kali.
Paska terbunuhnya Muhammad Yusuf Ashoashoh (20 tahun)asal distrik Jaba Jenin saat terjadinya percekcokan dengan salah seorangturis sebelah timur Nablus Jum&rsquoat (8/7) sejumlah kalangan mengkhawatirkanhilangnya rasa aman dan keamanan paska peristiwa tersebut.
Perasaan hilang rasa aman ini ditandai dengan peristiwaaksi bersenjata yang terjadi pada Sabtu (9/7) terhadap sebuah mobil milikseorang pengusaha restoran yang sedang melaju di dekat distrik Kfar Raisebelah selatan Jenin dimana sebuah tas miliknya yang berisi uang 10.000shekel lenyap.
Bersamaan dengan gugurnya Ashoashoh terjadi rapatmendadak antara perdana menteri sekiligus menjabat mendagri Romi Hamdallahberserta sejumlah pejabat keamanan di Nablus Ekram Rajub yang menegaskansenjata yang legal hanyalah senjata hukum. Ia berjanji akan menghukum kerassiapaun yang melakukan kekacauan dan terorisme pada rakyat.
Pernyataan Hamdallah yang penuh dengan ancaman danpelecehan pada rakyat yang tak serius mendukungnya. Dalam kaitan ini seorangwartawan dan pengarang buku Muhammad Abu Alan mengatakan keamanan di suatunegeri tergambar dari pernyataan para pemimpinya.
Dalam kesempatan ini juga pemimpin gerakan Fatah dananggota dewan Bilal Syakhsyir dari kota Nablus meminta kepala daerah NablusEkram Rajub untuk mundur dari jabatanya karena terbukti gagal mengamankankekacauan keamanan sejak ia menjabat dua tahun yang lalu.
SyakhsyirRajub dalam tulisanya mengatakan sejak dua tahun yang lalu sejak ia menjabatsebagai kepala daerah pemimpin tertinggi di Nablus. Kami mendengatjanji-janjimu terkait keamanan kami mengingatkan anda saat ana berpidato diruangan asosiasi dimana anda mengatakan siapa yang tak taat aturan akan sayacabut hatinya. (asy/melayu.infopalestina.com)