Kelompok Kerja Palestina Suriah (Action Group ForPalestinians of Syria/AGFPS) menyatakan ratusan pengungsi (pencari suaka) Palestinadari Suriah yang tertahan di Yunani mengeluhkan kondisi yang keras dan berat setelahsemua jalan menuju negara-negara Eropa ditutup.
Dalam laporannya hari ini Jumat AGFPS menyatakan ratusanpengungsi Palestina asal Suriah – setelah perbatasan menuju negara-negara Eropa&ndash tepaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian sementara di Yunani di tengahkondisi buruk. Mereka mengeluhkan tidak terpenuhinya kebersihan kebutuhanpokok di tempat pengungsian mereka selain banyak serangga ular dankalajengking dan serang beracun lainnya. Apalagi tidak ada bantuan terhadapmereka.
Kondisi ini terjadi karena politik ketat yang diterangkapUni Eropa terhadap pengungsi terutama di perbatasan Yunani selain kesepakatandengan Turki yang mengetatkan perbatasan dan melarang gelombang pengungsi keYunani.
Terkait kondisi di Suriah AGFPS menegaskan kamp pengungsi Palestinamasih menjadi target serangan rezim Suriah. Lahan pertanian di sekitar kamp pengungsiPalestina Khan Syekh di Damaskus masih menjadi target serangan bertubu-tubidari militer Suriah. Sebelumnya wilayah itu menjadi target serangan udara yangmenewaskan dan melukai puluhan warga.
Perlintasan-perlintasan yang dipasang rezim Suriah masih menghalangiakses ke ibukota Damaskus sehingga menciptakan krisis kesehatan dan kehidupansecara umum.
Rezim Suriah sudah memblokade wilayah itu hingga hari ke 1116listrik putus sejak 1177 hari air terputus 666 hari dan menwaskan sekitar 187orang.
Warga pengungsi di kamp pengungsi Sabinah juga masihdilarang masuk kembali hingga hari ke 969 berturut-turut. Sementara kamppengungsi Handarat sudah ditinggal penghuninya sejak 1161 hari setelah dikuasaioleh kelompok opsisi.
Sementara kamp pengungsi Dar&rsquoaa sudah diputus airnya sejak 820hari dan 70% bangunannya sudah hancur. Di kamp Jarmana Siti Zainab RamalAidin di Homs dalam kondisi krisis ekonomi dan keamanannya relative tenang. (at/melayu.palinfo.com)