Kepala Divisi Intelijen Militer Zionis(AMAN) Hertse Halevy mengatakan bahwa realitas yang ada sekarang dan ketidakstabilan di kawasan Timur Tengah telah merubah bentuk peperangan yang sudahterjadi sebelumnya sehingga ke depan peperangan yang dihadapi akan lebih sulitbagi Zionis Israel.
Hertse Halevy menyebutkan bahwapengalaman peperangan sebelumnya tidak seperti yang diharapkan. Dia melanjutkan&ldquoPengalaman keamanan menunjukkan pada kita bahwa konflik yang akan datang akan terjadilebih sulit.&rdquo
Pernyataan Hertse Halevy inidisampaikan dalam konferensi &ldquoImunitas Nasional Herzliya&rdquo ke-16 yangdiselenggarakan di kota Herzliya di wilayah tengah Palestina terjajah tahun1948 bertepatan dengan 10 tahun perang Libanon yang meletus pada musim panas Julitahun 2006.
Dia menyerukan kepada orang-orangIsrael untuk terbiasa dengan keamanan tidak stabil yang ada sejak beberapatahun ini di Timur Tengah. Dia menegaskan bahwa Israel adalah kekuatan yangpaling kuat di kawasan yang ada sampai sekarang.
Mengenai masalah Palestina HertseHalevy mengakui bahwa Israel sedang menghadapi tantangan sangat besar. Dia mengatakanada negara-negara di sekeliling kita yang masih hidup tanpa listrik Gazatepatnya. Timur tengah yang miskin masih menjadi pelindung yang baik untukradikalisme agama dan pertumbuhan organisasi teroris terangnya.
Dia menyatakan &ldquoSejak awal Oktober2015 kita hidup dalam gelombang eskalasi yang diusung pribadi-pribadi. Dan inijauh lebih besar dibandingkan semua eskalasi postmodernisme.&rdquo
Dia menyatakan bahwa mayoritaspelaku aksi tidak berafiliasi kepada ideologi tertentu. Karena itu tidak adapertanyaan &ldquoApakah akan ada ledakan-ledakan bom di masa yang akan datang?&rdquoTapi yang muncul adalah pertanyaan &ldquoBagaimana memperkecil jumlah aksi-aksi danmengurangi efektivitasnya?&rdquo
Hertse Halevy menyatakan bahwamiliter mengalami kesulitan mewujudkan &ldquokemenangan telak&rdquo selama tahun-tahuntarakhir. Itu karena semua kemenangan itu adalah ketika pasukan militermemerangi pasukan militer lain. Sementara realita sekrang militer menghadapiperang gerilya.
Konferensi Herzliya digelar rutinsejak tahun 2000 di kota Herzliya. Konferensi ini atas inisiatif mantan perwiraMossad Ozi Arad 16 tahun yang lalu saat ini menjabat sebagai penasehat politikPM Benjamin Netanyahu.
Dalam konferensi ini bertemu para &ldquokaderIsrael&rdquo dari kalangan pemerintah militer intelijen perguruan tinggipengusaha dan tamu-tamu asing sepesialis di bidangnya dari Amerika dan Eropa.
Dalam konferensi ini dibahas masadepan negara penjajah Zionis situasi ekonomi militer dan sosialnya sertabahaya yang mengelilinginya baik dari dalam maupun dari luar di negara-negaratetangga regional dan dunia. Konferensi ini memiliki tujuan strategis yaitukeamanan nasional &ldquoIsrael&rdquo. (asw)