Sebuah jajak pendapat mengungkap lebih dari separuhmasyarakat Israel enggan atau membatalkan niatnya mengungjungi kota Al-Qudsselama tahun lalu karena takut dari aksi perlawanan.
Jajak pendapat yang digelar oleh lembaga Smit Israel dandilansir oleh situs Walla menegaskan sebanyak 57% warga Israel menolakberwisata ke Al-Quds tahun lalu karena takut akan terjadi operasi seranganperlawanan saat berada di sana.
Selain itu 73% peserta jajak pendapat merasakan lebih amanjika desa-desa Palestina itu dipisahkan total dari Al-Quds.
Jajak pendapat ini melibatkan 500 responden dan sebagianbesar menyatakan takut mengunjungi Al-Quds karena factor keamanan yang semakinburuk pada setahun terakhir.
Dalam jajak pendapat tersebut juga ditegaskan wanita yahudipaling takut masuk Al-Quds dibanding kaum laki-laki yahudi dimana sebanyak 94%yang menolak masuk ke Al-Quds karena pertimbangan keamanan adalah wanita.
Jajak pendapat juga menyatakan 85% dari pendukung partaiIsrael Beuteneu ekstrim yang dipimpin Menhan Avigdor Lieberman membatalkankunjungannya ke Al-Quds dan ini lebih banyak dibanding pendukung partai Meretsyang hanya 41%.
Kota Al-Quds tunduk kepada prosedur Israel untuk memberikankeamanan kepada Israel di kota tersebut. Sementara itu penjajah Israelberencana meyahudikan kota tersebut dan mengubah symbol-simbolnya danmenghilangkan ciri Arab dan Islam di sana.
Sementara di lain sisi data-data jajak pendapatIsrael menunjukkan pengaruh operasi serangan perlawanan Palestina dalammenghadapi kekerasan Israel. Sejak Oktober 2015 telah meletus IntifadhahAl-Quds dimana serentetan operasi penabrakan penikaman penembakan yangmenewaskan puluhan warga dna melukai Israel. (at/melayu.palinfo.com)