Data resmi Palestina menyebutkanbahwa pasukan penjajah Zionis telah menghalangi 105 pelajar dari Tepi Baratuntuk mengikuti ujian akhir tingkat SMU tahun 2016.
Departemen Pendidikan danPengajaran dalam rilisnya hari Selasa (7/6) mengatakan bahwa penjajah Zionistelah mengeksekusi mati 15 pelajar SMU Palestina  dan menangkap 90 lainnya sejak meletusintifadhah awal Oktober 2015 lalu.
Menteri Pendidikan dan Pengajaran PalestinaShabri Shaidam menegaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran penjajah Zionisterhadap pelajar Palestina merupakan pelanggaran terhadap piagam-piagam hukumdan konvensi internasional khususnya yang berkaitan dengan hak dalampendidikan.
Shaidam menyerukan lembaga-lembagaHAM media dan aktivis dalam bidang HAM untuk mengungkappelanggaran-pelanggaran penjajah Zionis dan menghentikan praktek-praktekrepresifnya terhadap pelajar Palestina.
Kelimabelas pelajar yang gugurdieksekusi pasukan penjajah Zionis tersebut adalah Ahmed Younis Ahmed KoazibhYusuf Walid Mustafa Taraarh Adnan al-Ayed Mashni Mahmoud Mohammed IssaShalaldeh Mohammed Nabil Halabiyah Susan Ali Dawud Mansour Kelsar MohamedAbdel Halim Oweiwi Daniya Jihad Hussein Ersyid Mohammed Hashim Ali ZagluanLabib Khaldoun Anwar Adel Mustafa Khatib Noordin Mohammad Abdel KaderSabaneh Awad Ahmed Abu al-Rub Ahmed Mohamed Kamil dan Asyraqat ThahaQatanani.
Sejak awal Oktober 2015 di wilayah Palestinaterjadi gelombang konfrotnasi yang dimotori para pelajar dan pemuda Palestina yangdikenal sebagai &ldquoIntifadhah al-Quds&rdquo. Aksi ini meletus sebagai protes ataspenyerbuan berulang-ulang ke masjid al-Aqsha yang dilakukan pasukan penjajahZionis dan para pemukim Yahudi. Gelombang konfrontasi ini telah mengakiatkan218 Palestina gugur. (asw)