Untuk tahun yang kesepuluh secaraberturut-turut warga Jalur Gaza menyambut kedatangan bulan Ramadhan dalamkeadaan masih menderita kepahitan blokade di satu sisi dan kekurangan uang disisi lain pasar-pasar stagnan lalu lintas perdagangan lemah. Semua derita itunampak tergambar pada raut wajah mereka yang nampak lelah.
Ramadhan tahun ini datang di tengah-tengahcuaca sangat panas terutama musim panas datang bersamaan dengan awal bulanJuni ini. Kondisi ini semakin diperparah dengan berlanjutnya krisis listrikyang melanda di semua sisi kehidupan mereka.
Warga Gaza berbuka dan sahur dalampenerangan lilin. Yang lebih mencemaskan lagi apabila listrik berhenti totalakibat tekanan yang meningkat dan kebutuhan listrik yang mendesak.
Perusahaan penyaluran listrik diJalur Gaza menegaskan bahwa jadwal pemutusan selama Ramadhan ini tidak berubah.Yaitu delapan jam nyata dan delapan jam putus. Namun ada kemungkinan waktupemutusan bertambah.
Selain krisis listrik warga JalurGaza terutama para pegawai juga mengalami krisis gaji. Sebanyak 40 ribupegawai sipil dan militer di Jalur Gaza mereka hanya menerima gaji merekakurang dari 50%.
Kekurangan uang ini sangatberdampak pada pasar-pasar secara umum. Banyak kios dan toko tanpa pembeli.Karena warga hanya mencukupkan diri membeli keburuhan pokok saja.
Departemen keuangan di Jalur Gazahany abisa membayar gaji pegawai tidak teratur yang nilainya tidak lebih dari40% perbulan.
Hal ini diperparah dengan kondisiinfrastuktur yang hancur akibat agresi Zionis. Meski perang sudah lewat duatahun namun krisis rekonstruksi masih belum terselesaikan. Masih ada ribuan rumahyang hancur sampai sekarang belum ada peletakan batu pondasi untuk rumah-rumahmereka yang hancur mereka masih menunggu bantuan yang dijanjikan oleh sejumlahnegara.
Penjajah Zionis masih mencegahpasokan semen ke Jalur Gaza kecuali untuk proyek-proyek internasionalsementara itu rumah-rumah yang hancur masih membutuhkan ribuan ton semen.
Menurut Menteri Pekerjaan UmumMufid Hasayinah lebih dari 125 ribu rumah hancur di Jalur Gaza akibat agresiZionis terakhir (pada musim panas 2014). (asw)