Mon 5-May-2025

100 Tahun Sykes-Picot Agreement Adakah Peta Baru Sedang Dirancang ?

Selasa 31-Mei-2016

Sudah 100 tahunkesepakatan Sykes-Picot berlalu. Sykes Picot Agreement adalah kesepakatandiplomasi politik Inggris dan Perancis yang membagi kawasan Timur Tengahmenjadi wilayah-wilayah jajahan dua negara penjajah tersebut kala itu yangmenentukan batas-batas negara Arab.

Bukan batas wilayah kesepakatan itu akhirnya menciptakansituasi dan kondisi keterpecahan dan inklusif Arab satu sama lain. Meski secaranisbi ada stabilitas di wilayah itu namun itu membangkitkan entitas Israel diwilayah Palestina yang juga dalam kondisi lemah dan terpecah.

Sejak beberapa tahun belakangan di kawasan Arab meletusrevolusi rakyat yang menuntut kebebasan kebangkitan dan persatuan. Namun itudiarahkan kepada rezim represif Arab. Dengan intervensi asing akhirnya itumendorong terciptanya perpecahan sectarian dan etnis. Konflik di kawasan Arabpun bisa menciptakan &ldquoSykes Picot Baru&rdquo. Benarkah peta Sykes Picot Baru sedangdibuat untuk kepentingan Zionis? Sudahkah kekuatan Arab menghadangnya denganproyek kebangkitan dan persatuan?

Tema ini dibahas oleh Pusat Zaitunah di Hotel Crown Plaza diBeirut pada Kamis (26/5) dengan tajuk &ldquo100 Tahun Sykes &ndash Picot: Peta BaruSedang Dirancang&rdquo. Seminar itu dibagi menjadi tiga sesi yang dibahas olehpemerhati Arab dan Palestina. Sesi pertama membaca latar belakang aplikasidan impiklasi. Kedua peta baru dirancang membaca dimensi regional dan sesi tigamembaca perta baru dalam dimensi internasional.

Pembukaan Seminar

Setelah ketua Pusat Studi al-Zeitunah Dr. Muhsin Shalahmenyambut para pembicara dan hadirin para pembicara mulai bicara satu persatu.Di sesi pertama Dr. Ali Muhafidzah dosen di studi sejarah Univeritas Yordaniadan pembicara-pembicara lainnya. Dr. Muhafidzah menegaskan peta Sykes Picotmempengaruhi peta geopolitik di Timur Tengah Arab dari 1916 &ndash 2016. Menurutnyapara perancang Sykes Picot berambisi mencegah berdirinya negara besar yangmengancam kepentingfan mereka. Sehingga kawasan Timur Tengah harusdipertahankan terpecah-pecah dalam negara-negara.

Ada dua factor Sykes Picot sukses pertama kegagalanberdirinya proyek kebangsaan Arab yang utuh. Kedua penolakan negara-negaraArab – setelah mereka mengumumkan merdeka &ndash terhadap berdirinya negara satu kesatuannegara Arab sebab para pimpinan dan elit negara-negara itu ingin memerintahnegaranya sendiri-sendiri. Inilah yang mengakibatkan Sykes Picot berlangsunghingga sekarang.

Prof. Abu Fakhr memberikan contoh dampak Sykes Picot adalahberdirinya empat entitas di wilayah Syam yakni Libanon Palestina Suriah danYordania dimana keempatnya merepresantasikan satu identitas nasionalisme yangsatu dengan satu sejarah. Bangsa Palestina misalnya memiliki watak yang samadengan Suriah yang berusaha terbebas dari upaya penghapusan yang dilakukan olehpenjajah Israel sejak tahun 1948.

Bahkan Prof. Haidar menyatakan apa yang terjadi saat ini didunia Arab belum keluar dari esensi Sykes Picot. Hal itu bisa terlihat darikonteks mesin politik Arab yang berputar dari tiga konteks mengekor baratkonteks melawan dan konteks perubahan yang bercampur dengan agenda yangmeragukan.

Pembanding lain Prof. Jawab Hamd lebih fokus mengamatibahwa berdirinya entitas zionis bertujuan untuk memperkokoh perpecahannegara-negara Arab yang lahir oleh Sykes Picot. Ada &ldquokerjasama&rdquo dua arah antaraproyek Eropa barat dengan proyek zionis. Ia menilai proyek zionis di kawasantidak sepenuhnya tercapai karena mereka akhirnya menarik diri dari LibanonGaza dan wilayah Arab lainnya terlibat dalam perang dan perdamaian. Kini proyekzionis sampai pada jalan buntu.

Ada Sykes Picot Baru di Timteng?

Di sesi kedua dengan tema Peta Baru Dirancang Membaca DimensiKawasan dengan sejumlah pembicara Dr. Imad Hut anggota parlemen Libanon Dr.Abdul Husain Sya&rsquoban pemikir Irak khusus persoalan straegi Arab daninternasional Dr. Baha Bukrom anggota pimpinan sosialis Dr. Majdi Hammadketua Universitas Libanon di Beirut dan sejumlah akademisi politik di UniversitasYarmouk Yordania Prof. Muhammad Rasyid dan Dr. Ahmad Naufal.

Dr. Imad menyatakan proyek pembagian wilayah Arab terjadikarena lemahnya otoritas pusat intervensi luar (asing) dan ambisi membentukpemerintah sendiri. Sementara Dr. Abd Muhsin menegaskan Irak justru berpindahdari persatuan kepada perpecahan termasuk mengkhawatirkan era pasca ISIS. Masa depanIrak menurutnya ada tiga sekanario bertahan seperti sekarang hingga 10 tahun kembalikepada negara sentral dan terbagi menjadi negara Sunni &ndash Kurdistan dan Syiah.

Sementara itu Dr. Majdi Hammad menilai keamanan Mesirpernah menjadi peran penting bagi Arab sebagai penjamin pembawa ke era moderndan pemersatu. Namun kini Mesir terancam. Secara strategi Mesir bisa menyatu sebagaiArab Timur namun secara aktif ia ke poros Afrika. Mesir mengalami pukulan telakakibat kesepakatan Sykes Picot.

Di sisi lain Dr. Naufal menilai Israel memiliki strategidan visi untuk mendesain ulang peta kawasan yang berpihak kepadakepentingannya. Namun itu dibutuhkan dukungan militer yang kuat dan tidak hanyadukungan politik bagi minoritas (Israel). Kepentingan Israel akan terjaga bilakonflik di negara-negara Arab terus berlanjut dan makin mendalam. Israel memilikikepentingan agar negara-negara Arab makin terkotak-kotak dan terbelah berdasakanlatar belakang kelompok ideology.

Sesi Tiga Agar Tak Ada Lagi Sykes-Picot Baru

Di sesi ketiga dengan tajuk Peta Baru Membaca Dimensi Internasionalyang turut menjadi pembicara Dr. Talal Atrisi guru ilmu sosial di UniversitasLibanon Dr. Said Haji peneliti urusan Turki dan anggota persatuan penulis dansastrawan Palestina Dr. Ibrahim Furaihat Prof. Walid Muhammad Ali ketualembaga studi Palestina Dr. Nahlah Shahal dan Dr. Muhsin SHalih.

Menurut Dr. Atras Iran tidak memiliki proyek sectarian khususdi kawasan karena sejumlah pertimbangan di antaranya karena yang menentukanarah perpolitikan adalah dunia sementara Iran tidak banyak berpengaruh dantidak bisa banyak berbuat. Apalagi tetangga Iran mengalami berbagai kondisi dansituasi yang rumit yang lebih banyak dikendalikan pengaruh luar. Karena ituIran menurutnya tidak berkepentingan membagi-bagi kawasan sesuai dengan sekte. Sebabitu juga akan berimbas kepada internal Iran yang juga memiliki ragam madzhabdan sekte.

Dr. Said menilai Turki tidak perlu condong dalammembagi-bag wilayah yang juga memiliki ragam madzhab. Turki dinilai palingdirugikan oleh Sykes Picot karena kehilangan pengaruh di kawasan Arab. Turki jugaterlibat dengan sejumlah negara tetangga untuk mengatasi persoalan yang menyangkutbeberapa pihak di kawasan seperti Suriah Irak dan Iran.

Sementara itu Dr. Ibrahim Furaihat menilai ada penilaiberlebihan terkait kemampuan Amerika dalam merancang peta baru di kawasan. Sebabada tiga level memahami politik Amerika politik Obama yang berbeda dengan presidenAmerika lainnya terkait kawasan Arab. Kedua politik kandidat presiden AS yangmasing-masing memiliki visi berbeda. Hillarry Clinton mirip dengan suaminyayang berbeda dengan politik Obama yang ingin kepentingan Amerika terkait dengansolusi bagi semua masalah (Iran Suriah). Dan ketiga politik neo konservatifyang menilai bahwa ada proyek yang terkait dengan perubahan dan bukan kekuatan.

Ia menilai taka da Sykes Picot baru dan peta baru. Sykes Picotlama masih harus dipertahankan.

Hal itu diamini oleh Dr. Nahlah Shahal bahwa tidak adakemungkinan rancangan peta baru. Sebab Eropa juga terbelah sesuai dengankebijakan luar negerinya masing-masing.

Sementara Dr. Walid Muhammad Ali menilai Rusia merasa sebagaikekuatan adi daya yang terancam. Karena itu mereka ingin mengembalikanpengaruhnya di Suriah dengan melakukan intervensi militer namun Rusia ingin adastabilitas.

Dalam diskusinya Dr. Muhsin Shalih menegaskan selama limatahun terakhir terjadi dua gelombang. Gelombang anti rezim otoriter yangmemberikan pesan bahwa ada kekuatan besar yang mampu mengubah. Kedua munculrevolusi balik yang menjadi pukulan bagi kekuatan perubahan tepatnya kekuatanIslam moderat. Kekuatan Islam itu diuji untuk berkuasa dan menghadapi segitigakekuatan politik rakyat yang ingin perubahan rezim yang korup dan kekuatanintervensi internasional yang ingin mengarahkan konflik sesuai kepentinganmereka.

Ada lima sekenario yang bisa terjadi kemenangan rezimotoriter yang korup rekonsiliasi antara kelompok revolusi dan rezim gelombangrevolusi baru yang membakar kawasan yang berbeda dengan gelombang sebelumnyachaos dan perpecahan serta konflik sekenario membagi kawasan dan sekenarioyang diinginkan oleh negara-negara besar berdasarkan gagasan melemahkan kawasanArab meski tidak harus terjadi pembagian wilayah baru.

Namun Shalih menilai bangsa Arab harus memiliki petasendiri yang mesti dirancang. Semua kekuatan di kawasan harus sepakat untukmembuang jaringan pengaman di kawasan untuk menghadang chaos dan pembagianwilayah yang kemungkina bisa terjadi juga menghalangi intervensi asing danbersatu melawan proyek zionisme setelah terwujud jaringan pengaman.

Di akhir diskusi Shalih menyampaikan apresiasi kepada semuapembicara yang turut memberikan sumbangsih dalam mengembangkan gagasan demi kebaikankawasan Arab. (at/melayu.palinfo.com)

Tautan Pendek:

Copied