Sosok Palestina yangsatu ini dikenal sebagai seniman budayawan dan penyair. Syair-syairnyamelanglang buana. Namun tema yang diusungnya lebih kepada komitemen kepada hakkembali kepada identitas Palestina dan warisannya mengekspresikan tentangpenderitaan tanah dan manusia Palestina. Sudah pasti ia membela mati-matianmelalui karya syairnya. Dialah Samir Athiyah.
Samir menjadi ketua umum Rumah Palestina untuk Syair danBudaya Hak Kembali ke Palestina. Kepada Pusat Informasi Palestina iamengungkapkan gunda gulananya yang menurutnya ini persoalan Palestina beradadalam fase &ldquomarginilisasi budaya&rdquo. Padahal Palestina adalah warisan kebudayaandan peradaban namun identitasnya kini hendak dihapus bersih oleh Israel.
Athiyah yang bermimpi bisa kembali ke Palestina hidup ditanah air nenek moyangnya sebagaimana jutaan warga Palestina lainnya terusirdan berstatus sebagai pencari suaka dan pengungsi menilai bahwa isu politik kinimenghilangkan isu budaya dan pemikiran dalam persoalan Palestina. Hal itu bisadilihat dalam sistem dan kurikulum pendidikan dan lembaga budaya secara resmiyang kehilangan nafas afiliasi alami Palestina.
Bahkan ia menilai bahwa faksi-faksi Palestina dan partaipolitik Palestina lainnya mengalami kemunduran dalam hal prioritas dan lebihmengutamakan medan politik dan perlawanan serta pembangunan masyarakat.
Berikut petikan wawancaranya dengan Pusat InformasiPalestina:
Apa saja tanda-tanda perang budaya pemikiran dengan Israel?
Yang terjadi saat ini adalah fakta bahwa terjadipeminggiran budaya unsur warisan dan simbol agama identitas peradaban bagibangsa Palestina. Dalam dimensi pemikiran misalnya tak ada yang lebihberbahaya dari proyek perundingan Oslo dimana negara-negara di dunia &ndash termasukPalestina &ndash ikut mengubah dan mengalihkan proyek kolonialisme dan penjajahan Israelmenjadi entitas negara yang harus diakui Palestina dan diakui untuk hidup di Palestina.
Penjajah Israel berusaha menghabisi dan melelehkanidentitas Palestina melalui penargetan langsung. Itu terlihat dalam tindakanseperti apa?
Penting untuk saya sampaikan identitas Palestina denganakar arabnya dan Islamnya serta unsur peradaban bahasa sejarah budayakepemilikan aset waktu dan tempat terhadap tanah Palestina. Kini itu menjaditarget massif sistematis secara berkelanjutan. Sejarah Palestinasimbol-simbolnya berusaha dihapus. Israel ingin membangun akal pemikiran yangmau bekerja menjaga dan memelihara proyek penjajahan dan mencengkeramkankukunya di jasad Palestina. Warisan sastra seni masjid-masjid terutamamasjid Al-Aqsha semua identitas Palestina ini menghadapi perang dan bukanhanya target. Zionis berusaha menghabisi kesadaran pengetahuan dan komitmennyaterhadap akar budaya bangsa Palestina.
Bagaimana Palestina yang terjajah memperkuat identitasbudayanya di tengah terjangan massif penjajah?
Anak bangsa Palestina yang menjadi target dari tarikmenarik miliui politik sosial ekonomi adalah Jalur Gaza Tepi BaratAl-Quds Palestina 1948 dan tempat pengungsian Palestina dimanapun berada. Merekamenjadi korban pertarungan budaya mereka menghadapi ancaman terkikisnyaidentitas mereka.
Bagaimana menyadarkan massa akan hal itu?
Saya ingin memberikan dua rel pertama Otoritas Palestinayang memiliki kewajiban dalam sistem pendidikan dan lembaga budayanya untukmemperkuat identasnya dan mengikuti jalan perlawanan. Sebab selama ini OtoritasPalestina lebih manut kepada dikte penjajah yang secara sistematis menghapusbudaya itu. Bahkan itu terjadi sebelum penandatangan Oslo. Sebab Israel inginmenciptakan lingkungan budaya sosial yang mau menerima realitas dan kenyataansebagai bangsa terjajah. (at/infopalestina)