Al Quds – Pusat Informasi Palestina: Anggota legislatif Al-Quds Ahmad Uthwan menegaskan kota Al-Quds telah memasuki akhir fase menurut paradigma pemahaman Israel yaitu tidak ada Israel tanpa Al-Quds dan tak ada artinya Al-Quds tanpa Kuil Solomon.
Dalam wawancara khususnya bersama pusat infopalestina menyebutkan Israel punya visi ke depan. Ia tahu apa yang diinginkan untuk direalisasikan dari sejumlah program maupun proyek Zionisme di Al-Quds. Adapun bangsa Arab dan kaum muslimin terkait dengan masalah Al-Quds ini justru seperti di dalam gua yang gelap. Mereka tidak tahu dan tidak punya rencana apapun untuk Al-Quds. Mereka tidak punya anggaran ataupun setrategi dan visi yang jelas terkait Al-Quds.
Respon dunia Arab dan Islam tidak lebih dari selogan saja. Ia menegaskan sikap tersebut sama dengan memberikan lampu hijau pada Israel untuk merealisasikan rencananya di Al-Quds. Maka masalah Al-Quds merupakan stasiuan berkumpulnya bagi semua aliran politik keagamaan baik ultra kanan maupun kiri Zionis.
Yahudisasi dan Pemberangusan
Aleg Palestina ini menjelaskan pemberangusan terhadap tempat-tempat bersejarah di Al-Quds dan penerapan kisah-kisah palsu serta data-data yang sudah dimanipulasi Zionis hingga perubahan kurikulum sekolah dan pembuatan undang-undang serta peningkatan aktivitas permukiman.
Sementara itu tidak ada anggaran prioritas atau setrategi dari para pimpinan Arab maupun Palestina terkait Al-Quds ini. Kalaupun ada maka biasanya hanya life service sebagian urusan saja khususnya masalah tembok rasial.
Peran otoritas Palestina dalam melindungi Al-Quds sangat lemah. Tak ada anggaran tak ada rencana atau setrategi untuk mempertahankan Al_Quds dari cengkraman musuh penjajah Zionis. Yang ada hanya basa basi terutama terkait tembok rasial yahudi.
Uthwan mengatakan bangsa Arab umat Islam dan Palestina akan menangisi Al-Quds sebab mereka telah teledor dan membiarkan haknya. Kini warga Al-Quds lah yang sendirian dalam medan perang membelanya membela identitas nasional keislaman dan harga dirinya dari serangan proyek zionis.
Kekuasaan dan Ekspansi Pemukiman
Aleg Uthwan mengisyaratkan niat penjajah adalah menguasai Al-Aqsha. Bahkan saat ini kedaulatan Al-Aqsha dalam genggaman Israel. “Kita berteriak agar warga mengunjungi tempat suci Islam dan Kristen di Al-Quds. Kita justru terasing di dalam kota Al-Quds sendiri.” Tegas Uthwan.
Ia menyebut izin Israel terhadap proyek pembangunan pemukiman Kidome dekat masjid Al-Aqsha sebagai paling berbahaya bagi masjid suci dan kota Al-Quds. Sebab proyek itu hanya berjarak dari 20 meter dan 100 meter dari Al-Aqsha.
“Ada 67 sinagog Israel di Kota Lama (Tua) di Al-Quds sebagiannya dibangund di situs-situs sekolah Islam dan ini menjadi awal dari pemaksaan status sejarah versi Torah Israel agar masyarakat internasional menerima status ini dan umat Islam terbiasa dengan ini.”
Selain itu penjajah Israel juga menerapkan rencana “mengepung” khususnya Kota Lama dan menyita property-properti di sekitar Al-Aqsha.
Ada 67 sinagog Israel di Kota Lama (Tua) di Al-Quds sebagiannya dibangund di situs-situs sekolah Islam dan ini menjadi awal dari pemaksaan status sejarah versi Torah Israel agar masyarakat internasional menerima status ini dan umat Islam terbiasa dengan ini.
Uthwan menyinggung sejumlah proyek Israel lainnya yang sangat membahayakan Al-Quds. Di antarnya pembangunan dataran tinggi Furik yang bermula dari bukit Zaitun melintas Al-Aqsha dan Israel menganggapnya sebagai tempat umum milik pemerintah penjajah.
Ia menilai Israel menarget wilayah Silwan karena dianggap sebagai wilayah pelindung bagian selatan Al-Aqsha yang dianggap sebagai posisi terlemah menurut Israel sehingga harus dijaga. Karena Al-Aqsha dan Silwan hanya dipisahkan pagar Al-Quds. Karena itu Israel menyita situs bersejarah istana-istana Umaiyah dan kuburan-kuburan Islam yang ada di sana.
Selain itu Israel membungkus proyek yahudisasinya dengan bungkus agama untuk menarik simpati dunia Kristen dan Yahudi.
Membidik Ahli Ribath
Aleg Al-Quds ini menyatakan prosedur Israel terhadap Al-Aqsha dan penjaga tetap (Ahli Ribath) secara khusus dan terhadap warga Al-Quds secara umum dengan tujuan mengosongkannya dari warga Palestina asli.
Uthwan mengapresiasi peran pemerintah Arab dan Islam yang membela Al-Quds. Namun ia mempertanyakan langkah itu belum cukup dalam menggertak Israel.
Penjaga tetap Al-Aqsha tidak mengangkat senjata namun hanya ingin menunaikan shalat di Al-Aqsha. Namun mereka mengalami tindakan kekerasan dan dideportasi. Ini dalam rangka Israel membaginya jadi dunia.
Uthwan menilai Israel berhasil membagi menerapkan status baru di Al-Aqsha sebab mereka yang menentukan kapan shalat di sana dan kapan warga Al-Quds masuk ke masjid tersebut.
“Uthwan mengapresiasi peran pemerintah Arab dan Islam yang membela Al-Quds. Namun ia mempertanyakan langkah itu belum cukup dalam menggertak Israel.”
Israel ingin dua hal di Al-Quds. Pertama menyampaikan pesan kepada umat dan masyarakat internasional bahwa dengan kedaulatan politik penjajah di sana berarti solusi masa depan mendirikan negara Palestina sudah habis. Kedua mereka ingin menerapkan paksa versi sejarah mereka yang dimanipulasi. Israel ingin menjadikan Al-Quds sebagai ibukota mereka yang mereka sebut Jerusalem.
Kamera CCTV untuk Kepentingan Israel
Semantara itu proyek pemasangan CCTV di masjid Al-Aqsha dinilai Uthwan hanya berpihak kepada kepentingan Israel karena mereka akan mengawasi dengan ketat semua penjaga tetap dan pembela Al-Aqsha serta mengejar mereka.
Ia menegaskan saat ini Al-Aqsha butuh kamera CCT yang berfungsi untuk menjaga dari rencana jahat Israel dan penggerebekan yahudi ke sana. Namun jika Yordania – sebagai pemegang kendali CCTV – dikendlaikan oleh Israel maka itu hanya berpihak kepada Israel. kini ratusan kamera CCTV disebar di Kota Lama.
Inisiatif Diplomasi
Aleg-aleg Palestina asal Al-Quds yang diusir dan dideportasi Israel berusaha melakukan diplomasi dengan semua perwakilan Arab dan negara lainnya di Ramallah terkait persoalan Al-Quds dan mengajukan permintaan agar bertemu dengan dubes Yordania sebagai pemegang amanat Al-Aqsha. Namun hingga sekarang tak ada respon.
Realita Arab Yang Pahit
Terkait visi Uthwan bagaimana membangkitkan Arab ia menegaskan bahwa meski berbagai pelanggaran di Palestina dunia Arab masih sibuk dengan urusan-urusan masing-masing sehingga prioritas agenda tidak jelas.
Namun ia berharap kondisi Arab dan dunia Islam segara berubah dan tidak hanya tinggal diam. Mereka harus mengambil langkah darurat serius menghadapi serangan Israel ke kota Al-Quds dan tempat sucinya untuk menghentikan proyek yahudisasi. (at/infopalestina)