Istanbul – Pusat Informasi Palestina: Sudah tiga bulan meletus dan belum ada tanda-tanda Intifadhah Al-Quds akan berhenti. Setiap hari tetesan darah baru syuhada masih menyirami bumi Palestina. Melalui aksi serangan berani mati secara pribadi hingga aksi turun jalan disertai bentrokan setiap hari.
Untuk menganalisis Intifadhah dan capaiannya Pusat Informasi Palestina mewawancarai Dr. Ahmad Athawanah kepala Pusat Visi Pembangunan Politik yang menurutnya kondisi nasional regional dan internasional bisa menjadi factor keberhasilan Intifadhah meski secara kasat mata bisa menjadi factor negative.
Menurutnya gerakan Fatah tidak ingin memadamkan Intifadhah namun pada saat yang sama tidak ingin semakin membesar. Langkah Fatah ini bertujuan membuka peluang perundingan politik kembali dengan Israel pada saat yang sama Fatah takut jika Intifadhah akan melemahkan perundingan. Karena itu Fatah ragu-ragu. Inilah yang mengharuskan adanya kesepakatan nasional internal berdasarkan prinsip partner politik bukan peminggiran.
Berikut sebagian petikan wawancaranya:
Mau kemana arah intifadhah rakyat Palestina sekarang ini?
Sebagaimana meletusnya tidak diprediksi akhir rutenya juga sulit ditebak. Namun melihat factor obyektif Intifadhah ini akan terus berlanjut hingga ada perkembangan sikap dari sejumlah pihak terkait yang berpengaruh baik berimbas negative atau positif.
Apa factor nasional regional dan internasional memungkinkan Intifadhah akan berlanjut?
Secara prinsip tidak mungkin bangsa yang terjajah kecuali melawan dan mereka tak perlu menunggu waktu yang tepat. Mereka harus melawan dengan sarana yang ada. Miliu politik dan keamanan justru tidak memungkinkan karena perpecahan Palestina perpecahan Arab dan perang di kawasan. Sementara dunia masih berpihak zionis Israel. Semuanya tidak mendukung Intifadhah. Namun bangsa Palestina tetap harus maju dan melakukan lompatan untuk mempertahankan hak mereka.
Perpecahan Palestina kelihatan sulit dicarikan solusi. Intifadhah menjadi factor tekanan besar bagi kedua pihak yang berseteru. Faksi-faksi Palestina justru menanggap Intifadhah sebagai penekan bagi pihak-pihak Palestina yang bertikai. Pada saat pemuda Palestina mempersembahkan nyawa dan darah mereka membela tempat suci faksi-faksi harusnya menghormati darah dan harga diri mereka.
Sementara bangsa Arab masih sibuk dengan perang sectarian di kawasan dan membiarkan Palestina sendirian terjajah dan Israel dengan bebas merampas hak-hak mereka. Ini bisa jadi factor Intifadhah berlanjut. Dunia internasional pun hanya diam dan sibuk dengan persoalan global mereka dan tidak melakukan intervensi apapun kecuali lebih yang berpihak kepada Israel.
Jadi Intifadhah akan berlanjut atau tidak ?
Menurut saya Intifadhah akan berlanjut karena factor pemicunya masih ada
– Buntunya harapan politik perjalan Oslo menurut mereka yang terlibat sudah berakhir.
– Israel makin brutal dalam kekerasannya.
– Yahudisasi makin meraja lela di kota Al-Quds terutama sehingga identitas nasionalisme Palestina semakin terancam.
– Proyek pembangunan pemukiman yang mencaplok tanah Palestina di Tepi Barat makin tak terbendung.
– Pemerintah masyarakat dan pasukan Israel makin ektrim sehingga solusi politik damai akan sulit diharapan.
– Blokade Gaza makin kuat dan perlawanan Palestina juga makin kuat sehingga tidak ada solusi dengan tekanan kekuatan.
– Perpecahan internal Palestina dan pesimisme kemungkinan bisa terpecahkan.
– Pimpinan politik Palestina lemah.
Dalam pengalaman sejarahnya bangsa Palestina dari generasi ke generasi tidak mengandalkan ilusi harapan dari pihak lain. Namun tidak berarti Intifadhah tidak membutuhkan dukungan dan gerak cepat dari faksi Palestina.
Apakah Intifadhah bisa mewujudkan sesuatu yang riil? Apa sebenarnya harapan dari Intifadhah?
Di bulan pertama Intifadhah mengasilkan hal riil di lapangan
– Menghentikan rencana-rencana Israel terhadap masjid Al-Aqsha yakni menghalangi pembagiannya dari sisi waktu dan tempat.
– Mengendalikan (mengurangi) kekerasan warga pemukim Yahudi di wilayah dan desa-desa Palestina dimana terakhir warga ekstrim yahudi membakar keluarga Dawabsheh.
– Memposisikan entitas Israel kepada posisi yang tepat sebagai entitas teroris di kawasan dan Israel bukan bagian dari koalisi anti terorisme.
– Menampakkan bahwa Israel sebagai negara penjajah bukan negara stabil namun brutal.
Diharapan Intifadhah mampu mengusir warga pemukim Yahudi dari Tepi Barat. Namun capaian besar ini bersyarat yakni tercapaianya secara nyata kesepakatan nasional dan keluar dari perpecahan.
Apa yang seharusnya dilalukan faksi-faksi Palestina untuk mendukung Intifadhah?
Seharusnya
– Menyepakati target-target dan sarana mengembangkan Intifadhah.
– Membentuk pimpinan nasional bersatu untuk Intifadhah.
– Serius mengakhiri perpecahan dan membangun lembaga politik Palestina berdasarkan demokrasi dan partisipasi nasional.
– Terlibat langsung dalam Intifadhah dan tidak cukup dengan memuji dan mengapresiasi.
– Bekerja menghentikan upaya memberangus Intifadhah.
Apakah Fatah dan Otoritas Palestina ingin memadamkan Intifadhah?
Gerakan Fatah tidak ingin memadamkan Intifadhah namun pada saat yang sama tidak ingin semakin membesar. Langkah Fatah ini bertujuan membuka peluang perundingan politik kembali dengan Israel pada saat yang sama Fatah takut jika Intifadhah akan melemahkan perundingan. Karena itu Fatah ragu-ragu. Inilah yang mengharuskan adanya kesepakatan nasional internal berdasarkan prinsip partner politik bukan peminggiran.
Apakah Intifadhah akan mempengaruhi perundingan politik dan koordinasi keamanan Otoritas Palestina dengan Israel?
Perundingan politik sudah terbukti gagal total. Meski Intifadhah tidak menggagalkan perundingan namun akan sulit untuk kembali. Soal koordinasi keamanan itu tidak berpengaruh.
Siapa yang memetik keuntungan dari Intifadhah?
Ini terkait dengan situasi nasional Palestina. jika perpecahan Palestina berlangsung terus maka ini justru berpihak kepada Israel.
Aksi arti serangan berani mati yang bersifat pribadi individual Palestina?
Itu membuktikan sejumlah hal
1. Rakyat Palestina membuktikan diri bahwa merekah sesungguhnya yang paling merasa bahaya di banding pimpinan mereka karena itu mereka tidak menunggu intruksi dari atas untuk menghadapi Israel.
2. Semua usaha internasional untuk mempengaruhi kesdaran rakyat Palestina tidak berbuah. Uang yang mereka gelontorkan untuk membuat program “format ulang” Palestina untuk hidup damai dengan Israel tidak berhasil.
3. Pelindung proyek nasional Palestina adalah rakyat Palestina itu sendiri faksi-faksi di sana hanya alat.
4. Proyek penjajah Israel untuk menciptakan “perdamaian ekonomi” gagal.
5. Masjid Al-Aqsha dan Al-Quds akan tetap menjadi target kompas nasional Palestina keduanya akan menjadi pemicu perjuangan rakyat melawan penjajah.
6. Kritikan bahwa rakyat Palestina di Tepi Barat kurang greget dalam melawan Israel adalah tuduhan yang salah. (at/infopalestina)