Nazaret – Pusat Informasi Palestina: Ketua Komite Rakyat untuk Advomasi Tanan dan Tempat Tinggal di wilayah Palestina jajahan 1948 Ahmad Mulhim menegaskan politik Israel sudah jelas dalam membidik semua warga Palestina di manapun mereka berada. Pada akhirnya Israel ingin menghabisi eksistensi Palestina.
Mulhim menegaskan warga Palestina 48 masih berkeras atas hak mereka meski berusaha dihabisi oleh Israel dari proses satu perundingan ke perundingan lain serta melihat kejahatan Israel baik secara resmi dari pemerintah penjajah atau warga pemukim penjajah.
Masyarakat Mendukung Terorisme
Dalam wawancaranya dengan Pusat Informasi Palestina (Markaz Filistini Lil’ilam) Ahmad Mulhim menegaskan berdasarkan yang say abaca dari realita Israel dari dalam kelompok mayoritas di Israel adalah dari kalangan kanan ekstrim atau mendekati ekstrim. Kejahatan Israel tidak pernah menggugah public Israel sendiri.
Masyarakat Israel adalah masyarakat ekstrim kanan dan ekspansif yang mendukung tindakan terorisme sementara kelompok kiri Israel hampir tidak ada. Namun pemerintah Israel berusaha mengalamatkan kejahatan itu kepada anak-anak yahudi yang tidak layak mendapatkan hukuman. Padahal kejahatan itu merasuk di sekolah-sekolah Yahudi tegas Mulhim.
Sikap Otoritas Palestina
Mengomentari kejahatan pembakaran keluarga Dawabsheh di desa Doma dekat Nablus Mulhim menyatakan kecewa terhadap sikap Otoritas Palestina secara resmi yang dianggap miris dan membuat marah rakyat Palestina sendiri. Abu Mazen (Mahmud Abbas) mengancam Israel hanya meredahkan kemarahan public Palestina karena sampai saat ini aparat keamanannya masih melakukan koordinasi keamanan dengan Israel untuk mengejar warga Palestina sendiri.
Mulhim menjelaskan rakyat Palestina siap dan pada saat yang sama terbebani namun bisa meledak di hadapan dua militer militer Israel dan pasukan keamanan Otoritas Palestina yang menjamin membungkam Intifada rakyat.
Proyek Perdamaian
Mulhim menilai sejak penjajahan kedua tahun 1967 dan kesepakatan Oslo sudah jelas Israel ingin agar Tepi Barat menjadi bagian dari Israel Raya dan ingin agar warga Palestina di Tepi Barat menjadi minoritas.
Mulhim menjelaskan kondisi ril di wilayah jajahan 1948 bahwa kini warga Palestina di sana hanya memiliki 25 persen saja dari keseluruhan wilayah. Israel menggunakan segala cara menghabisi Palestina mengusir dan mengusur rumah warga Palestina. ada 60 ribu rumah di wilayah 1948 tidak memiliki izin bangunan dan tanpa listrik. Diskriminasi terhadap warga Palestina tidak lagi tertahankan.
Intifada Utuh
Solusinya menurut Mulhim bukanlah “Intifada Jangka Panjang” terutama di wilayah Palestina 1948 namun Intifada Kejutan dan Menyambar. Tidak selalu mereaksi pembunuhan keluarga Dawabsheh namun harus dipahami bahwa membunuh di kalangan Israel disahkan dan wajib sehingga harus direspon dengan reaksi yang sama.
Dalam setahun tegas Mulhim sebanyak 13 warga Palestina dibunuh tanpa dosa di wilayah 1948 dam tahun 2013 lebih dari 40 warga Palestina namun tak ada balasan apapun.
“Kami hanya memiliki dada telanjang membela kita sendiri. Tak ada satupun yang membela dan mendukung kami sehingga kami hanya bisa memprotes dan unjuk rasa. Elit Arab di Palestina 1948 lemah tidak bisa memimpin Intifada besar” tegas Mulhim. (at/infopalestina.com)