Gaza – Pusat Informasi Palestina: Cuaca dingin dan kesibukannya menerima ucapan selamat atas pembebasannya dari penjara Israel tidak menghalanginya ikut dalam aksi unjuk rasa keluarga tawanan Palestina yang digelar rutin setiap pekan di depan kantor Palang Merah Internasional perwakilan Gaza. Itulah Anis atau lebih akrab dipanggil Abu Mugshoib. Dalam wawancanya dengan Pusat Informasi Palestina Anis berbagi kisah saat di penjara yang penuh dengan kesulitan.
11 tahun Anis Abu Mugshoib (42) hidup dalam bui dengan dakwaan ikut aksi perlawanan di awal meletusnya Intifada Al-Aqsha dan dibebaskan beberapa hari lalu oleh Israel. Meski bebas angan-angan dan perasaan Abu Mugshoib masih bersama para tawanan di penjara Israel terutam dalam cuaca dingin seperti saat ini.
Ia mengenang awal penahanannya. Setelah diintrogasi dan diselidiki selama 50 hari di penjara Navha dia dijebloskan dari penjara ke penjara Eskolan Raimon Eishel Hoalikrida. Ia ditahan bersama Dr. Dlirar Abu Sisi Jamal Har Hasan Salamah Abdur Rahman Abu Hauli dan lainnya.
Sebelum dipenjara 20 tahun lalu Abu Mugshoib ikut dalam aksi Intifada 1993 dan tahun 2004 bergabung dengan Brigade Al-Aqsha dan ikut dalam aksi bersama dengan Al-Qassam sebelum akhirnya ditangkap.
“Aku mempersiapkan aksi syahid melalui terowongan dengan tujuan ke “zona hijau”. Namun sebelum eksekusi aksi syahid rencana terendus Israel dan aku ditangkap.” Kenangnya.
Soal pengalamannya di penjara ia mengisahkan makanan di penjara yang sangat buruk dan pakaian penghangat yang sangat sulit. Karena makanan buruk itulah tawanan Palestina harus membeli makanan dari saku pribadi mereka.
Anti Nyeri Obat Segala Penyakit di Penjara
Abu Mugshoib kembali mengulang apa yang sering disampaikan puluhan tawanan Palestina lain yang pernah sakit di penjara. Mereka hanya menemukan obat anti nyeri “akamol”. Yang masih menjadi cita-cita di hatiku ketika aku tinggalkan saudara-saudaraku di penjara bahwa kami membutuhkan kesatuan barisan Palestina minimal dalam aksi membela tawanan tegas Abu Mugshoib. “Orang yang syahid itu mati cuma sekali tapi tawanan Palestina di penjara Israel itu mati 100 kali” tegasnya.
Penjajah Israel menghancurkan rumah Abu Mugshoib dalam agresi terakhir mereka ke Jalur Gaza di wilayah perbatasan dengan pos militer Israel Kusvem bersama puluhan rumah warga Palestina lainnya. Keluarganya terpaksa menyewa sebuah rumah rusun sederhana di kota Derbalah. (at/infopalestina.com)