Maarev 9/2/2014
Harian Israel melansir laporan edisi Jumat yang menegaskan bahwa para pejabat dan diplomat Israel baik mantan atau saat ini mengancam Eropa bahwa jika Eropa memboikot Negara Israel maka Negara Yahudi ini kemungkinan akan memutus hubungan dengan Uni Eropa dan akan menjual produk mereka ke Negara yang membutuhkannya di bagian timur seperti Negara Eropa Timur Rusia Negara bagian Uni Soviet (dulu) India dan Cina.
Harian ini melanjutkan jika Eropa melanjutkan ancamannya memboikot produk-produk Israel dari pemukiman Yahudi yang dibangun secara illegal menurut undang-undang internasional sebagai usaha Eropa menekan Amerika maka bisa jadi boikot itu akan menjadi realita.
Mantan diplomat dan atau yang masih menjabat di Departemen Luar Negeri Israel kini sedang mempelajari sejumlah pilihan untuk memasarkan produk pemukiman Yahudi di pasar-pasar internasional lainnya dan mereka sedang melayangkan surat peringatan kepada Negara-negara Eropa bahwa Negara Israel lah yang akan memboikot Eropa.
Israel menyatakan sudah membuat sejumlah rencana dan yakin banyak Negara yang mau membeli produk mereka. Saat ini Israel juga melakukan negoisasi terkait ini ke Eropa dan Amerika dan jika negoisasi ini gagal maka hubungan dengan Eropa akan menurun drastis.
Pejabat Israel juga menyatakan bahwa dalam rentang dua atau tiga tahun Israel akan menjadi Negara mirip kondisi Afrika Selatan pada era apartheid. Jika itu terjadi maka Israel akan mengalami kesulitan keuangan dan tidak ada jalan keluar mencari pemain baru untuk membeli produk Israel dan menutupi kekosongan akibat boikot barat dan Eropa.
Selain itu diplomat penting Israel juga menyatakan negaranya memilih tetap berada dan menganut demokrasi liberal.
Namun jika Israel merasa terdesak maka mereka akan membayar harga politik dengan mencari pilihan lain untuk menghadapi tekanan Eropa yang disebut pejabat Israel berpihak kepada Palestina.
Israel juga khawatir PBB akan mengambil langkah sanksi kepada Negara Israel karena melanggar undang-undang internasional.
Jadi factor keuangan adalah factor kekuatan sehingga harus mencari alternative sumber dana lain untuk memperkuat posisi Israel. Jika Eropa ingin konfrontasi Israel dalam bidang keuangan maka harus disadari bahwa Israel mampu keluar dari sana dengan selamat.
Harian Maarev menyebutkan produk ekspor Israel dilarikan ke Eropa mencapai 37 persen. Namun belakangan besaran ekspor ke Eropa itu menurun dan bertambah ke wilayah Asia hingga mencapai 26 persen di tahun 2013. (bsyr)