Sat 10-May-2025

Pakar Zionis Ragukan Kemampuan Sistem Pertahanan Anti Rudal ‘Israel’

Kamis 14-November-2013

Nazaret – PIP: Seorang pakar ‘Israel’ meragukan kemampuan system pertahanan anti rudal yang tekun dikembangkan institusi keamanan sejak bertahun-tahun dan sering diklaim keberhasilannya selama perang terakhir ke Jalur Gaza. Dr. Natan Farber pakar spesialis bidang pertahanan rudal balistik mengkritik konsep perlindungan pencegahan yang menjadi sandaran ‘Israel’ sejak perang Juli 2006. Dia menilai itu tidak praktis dari aspek ekonomi operasional dan teknologi.

Sebagaimana diketahui setelah perang Libanon II institusi keamanan ‘Israel’ mengadopsi konsep perlindungan fron internalnya yang bersandar pada sistem pertahanan anti rudal yang terdiri dari tiga jenis rudal penangkal. Masing-masing ditentukan sesuai dengan rudal musuh berdasarkan caliber daya jangkau dan ketinggiannya.

Level pertama adalah sistem pertahanan rudal “Arrow 3” yang masih dalam pengembangan dan tugasnya adalah menghadang rudal-rudal jarak jauh seperti rudal Iran “Shehab” dan “Sijil” yang mampu menjangkau jarak 1300 – 2000 kilometer dengan ketinggian antara 250 – 300 kilometer. Jenis pertama ini juga ada rudal “Arrow 2” yang sedianya untuk menghadang rudal Scud milik Suriah yang mampu menjangkau antara 300 – 700 kilometer dengan ketinggian antara 30-100 kilometer.

Level kedua sistem pertahanan anti rudal ‘Israel’ adalah “Tongkat Sihir” (Magic Wand) yang juga masih dalam tahap pengembangan. System ini dikhususkan untuk menghadang rudal taktis jenis “Fatih 110” buatan Iran dan rudal M 600 buatan Suriah dengan daya jangkau antara 200-300 kilometer. Termasuk dalam level ini adalah rudal Patriot buatan Amerika yang gagal todal dalam Perang Teluk I tahun 1991 dalam mencegat rudal-rudal Scud dari Irak. Sedianya rudal ini digunakan sebagai pendukung terakhir pada ketinggian 10-12 kilometer.

Level ketiga adalah yang dikhususkan untuk menghadang rudal jarak pendek dari jenis Grad yang menjangkau jarak 40 kilometer dan Fajar yang mampu menjangkau jarak 70 kilomter. ‘Israel’ masih mengembangkan system pertahanan anti rudal kubah baja (Iron Dome) untuk mengatasi ancaman rudal-rudal ini dan mencegatnya pada ketinggian 2-3 kilometer.

Dalam tulisan yang didasarkan pada data-data jelas dan terukur ini seperti dimuai di Jerusalem Post (11/11) Farber menyimpulkan yang inti kesimpulannya adalah bahwa konsep sitem pertahanan anti rudal dengan beragal level tersebut akan mengalami gangguan karena alasan-alasan ekonomi operasional dan teknologi di saat ‘Israel’ menghadapi perang menyeluruh di berbagai front dan saat mengalami serangan hujan ratusan rudal setiap harinya.

Secara tegas dan terus terang Farber meragukan apa yang diumumkan oleh institusi keamanan ‘Israel’ usai perang “Tiang Awan” yang terakhir dilancarkan ke Jalur Gaza pada November 2012 lalu terkait dengan keberhasilan system pertahanan anti rudal Iron Dome dalam menghadang 85% roket yang ditembakkan perlawanan Palestina dari Jalur Gaza.

Farber menyampaikan perhitungan-perhitungan yang menunjukkan bahwa dalam perang mendatang ‘Israel’ akan menghadapi ancaman rudal sekitar 800 rudal Balistik yang dimiliki Iran dan sekitar 400 rudak Scud yang dimiliki Suriah kemudian 500 – 1000 rudal taktis dari jenis Fatih dan Fajar yang ada di tangan Hizbullah dan Hamas. Juga masih ada sekitar 100 ribu lebih rudal jarak pendek yang ada pada Suriah Hizbullah dan Hamas.

Farber menyimpulkan dalam perhitungan yang dia lakukan kepada prediksi yang intinya adalah bahwa sekitar sepertiga rudal yang ditembakkan ke ‘Israel’ akan dihancurkan oleh Angkatan Udara ‘Israel’. Sepertiga lagi tidak akan ditembakkan atau akan mengalami hambatan karena masalah teknis. Kemudian sepertiga sisanya akan mengenai target di jantung ‘Israel’. Masih menurut pakar ‘Israel’ ini prediksi ini bisa diterima oleh kalangan pakar mi dan dinas intelijen di ‘Israel’. (asw)

Tautan Pendek:

Copied