Tue 6-May-2025

Musytaha: Mogok Makan Senjata Paling Strategis Tawanan Wujudkan Tuntutan

Kamis 10-Mei-2012

Mantan tawanan dan pemimpin di gerakan Hamas Ruhi Musytaha mengatakan sejumlah tawanan bebas dari penjara Israel sejak Rabu (2/5) melakukan mogok makan sebagai bentuk solidaritas terhadap tawanan lainya.

Dalam pembicaranya khususnya dengan pusat infopalestina Musytaha menjelaskan para mantawan tawanan dari berbagai faksi nasional ataupun Islam di Gaza akan melanjutkan aksi mogoknya hingga penderitaan tawanan di dalam penjara Israel diakhiri.

Mogok makan adalah senjata strategi yang dimiliki tawanan ditengah tidak adanya manfaat (efekktifnya) sejumlah upaya untuk memberikan hak-hak para tawanan. Hal ini mendorong mereka untuk menempuh pilihan terakhir yang disebut dengan perlawanan negatif. Sebab Israel tidak merespon tuntutan mereka baik yang terkait masalah keadilan hukum atau kemanusiaan sehingga mereka menempuh jalan aksi mogok makan sebagai pilihan yang pahit sebagai pilihan terakhir.

Ia menegaskan bahwa biasanya aksi seperti ini selalu berhasil walau harus agak lama. Tuntutan dan gak tawanan harus terwujud sebab Otoritas Tahanan Israel menyadari benar bahwa jika aksi mogok makan ini gagal pilihan tersulitnya adalah perlawanan positif bukan negatifnya.

Berikut petikan wawancaranya:

PIP: Bagaimana Anda melihat langkah mogok makan tawanan Palestina di penjara Israel?

RM: Mogok makan adalah senjata strategi yang dimiliki tawanan ditengah tidak adanya manfaat (efekktifnya) sejumlah upaya untuk memberikan hak-hak para tawanan. Hal ini mendorong mereka untuk menempuh pilihan terakhir yang disebut dengan perlawanan negatif. Sebab Israel tidak merespon tuntutan mereka baik yang terkait masalah keadilan hukum atau kemanusiaan sehingga mereka menempuh jalan aksi mogok makan sebagai pilihan yang pahit sebagai pilihan terakhir.

PIP: Setalah 17 hari bagaimana Anda menilai?

RM: Saya yakin bahwa mogok makan ini memiliki sejumlah faktor keberhasilan. Di antaranya sejumlah tawanan mendukung satu sama lain. Sekarang ada satu situasi di dalam tahanan Israel yakni kekompakan seluruh tawanan dari semua faksi. Ini adalah rahasia keberhasilan aksi ini.

PIP: Pendapat Anda apakah aksi ini akan berhasil kapan?

RM: Aksi mogok makan ini pasti berhasil. Namun kapan? Saya yakin bahwa masalah ini membutuhkan sedikit tambahan kesabaran dari rekan-rekan tawanan. Namun hasil akhirnya pasti akan mencapai tujuan dengan izin Allah. biasanya aksi seperti ini selalu berhasil walau harus agak lama. Tuntutan dan gak tawanan harus terwujud sebab Otoritas Tahanan Israel menyadari benar bahwa jika aksi mogok makan ini gagal pilihan tersulitnya adalah perlawanan positifnya bukan perlawanan negatifnya.

PIP: Sekarang kalian menjadi tawanan yang sudah bebas apa yang Anda lakukan untuk mendukung aksi tawanan Palestina?

RM: Dengan karunia Allah kami para tawanan bebas bersama semua kelompok masyarakat Palestina terutama di Jalur Gaza kami tidak segan-segan mengerahkan segala bentuk bantuan dan dukungan bagi tawanan Palestina. Selama dua pekan lalu kami menggelar aksi-aksi dukungan yang jelas terhadap aksi mogok makanan Palestina yang diikuti oleh seluruh faksi-faksi Palestina.

PIP: Siapa yang ikut dalam aksi mogok makan hari ini?

RM: Semua perwakilan faksi-faksi Palestina baik dari kalangan nasionalisme dan Islam. Kalau kami buka lebih luas pasti akan lebih banyak yang ikut aksi ini. Ini hanyalah langkah simbolik untuk mendukung aksi mogok makan rekan-rekan tawanan. Di depan kalian kami tidak akan menerima dan tidak menyerah untuk mewujudkan tujuan kalian (para tawanan).

PIP: Dulu anda pernah menjadi tawanan di penjara Israel bagaimana Anda melihat kondisi tawanan setelah 16 hari melakukan mogok makan?

RM: Setiap hari tawanan melakukan aksinya mengalami kelemahan fisik dan mendekati kondisi bahaya yang mengancam keselamatan dan nyawa mereka. Namun sebaliknya para tawanan semakin kuat dan tegar dalam spirit mereka. Inilah yang membuat Israel kalang kabut. Benar badan mereka melemas namun jiwa mereka semakin kuat.

PIP: Menurut Anda apa yang seharusnya dilakukan rakyat masyarakat dan pemerintah resmi di level politik?

RM: Bagi tawanan mereka harus menang. Target dan tuntutan mereka harus terwujud dan tercapai. Mereka sadara benar akan hal itu. Seharusnya bangsa dan rakyat Palestina bangsa Arab dan umat Islam menyadari bahwa misi mogok makan tawanan ini sudah jelas. Para tawanan itu adalah pemilik masalah yang adil dan manusiawi yang dimiliki oleh undang-undang agama dan undang-undang internasional. Bangsa Arab dan umat Islam harus ikut berjuang keluar membela mereka yang keluar berjuang membela tempat suci umat baik dengan harta kekuatan dan energi lainnya untuk membebaskan tawanan Palestina.Jika itu tidak mereka lakukan maka mereka berdosa di sisi Allah. Sebab mereka yang ditawan Israel itu tidak lain karena membela Allah dan Rasul-Nya.

PIP: Kalian eks tawanan keluar ikut menggela mogok makan (simbolik) sampai kapan?

RM: Sampai tawanan-tawanan Palestina mewujudkan cita-cita mereka dan sampai para tawanan mengakhiri aksi mogok makan mereka. (bsyr)

Ketua Gerakan Islam di Palestina Dalam (jajahan 1948) menegaskan bahwa kunjungan tokoh-tokoh Arab resmi ke kota Al-Quds (Jerusalem) yang secara defacto dijajah oleh Israel hanya akan memberikan manfaat kepada penjajah Israel. Bahkan itu semua sudah dirancang oleh program zionis dan bukan kunjungan yang mendukung Al-Quds dan Al-Aqsha.

Dalam wawancara ekseklusif dengan Pusat Informasi Palestina kemarin Sabtu (5/5) Syekh Shalah menegaskan bahwa penjajah Israel hidup saat ini dalam histeria untuk meyahudikan Al-Quds dan membangun kuil mitos. Ia menegaskan bahwa larangan Israel masuk ke Al-Quds dan Al-Aqsha tidak akan mematahkan spirit dan semangatnya. Bahkan pihaknya akan tetap tegar dan yakin bahwa Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha akan menang sepanjang sejarah saat ini dan yang akan datang.

Terkait tindakan Israel terhadapnya Syekh Raed Shalah menegaskan pihaknya sampai sekarang dilarang masuk Masjid Al-Aqsha dan kota Al-Aqsha untuk berdasarkan perintah militer Israel sampai 10 Juni dan pihaknya akan menghadapi empat kasus hukum dalam beberapa waktu mendatang.

Ia menambahkan bahwa sudah sangat jelas penjajah Israel hidup dalam keadaan kacau dan terombang-ambing karena tindakannya terhadap kota suci Al-Quds dan Al-Aqsha. Penyebabnya sederhana Israel sadar dan takut atas naiknya kelompok Islam ke pemerintahan Arab. (bsyr)

Tautan Pendek:

Copied