Tepi Barat-PIP: Tokoh Brigade Izzudin Al-Qassam tawanan Abdullah Barghousi menegaskan bahwa tidak ada solusi tengah bagi aksi mogok makan yang digelar para tawanan. Ia menegaskan para tawanan sel isolasi akan terus melanjutkan aksi mogok mereka sampai meraih semua tuntutan mereka.
Dalam wawancara ekseklusif dengan Pusat Informasi Palestina dilakukan dari sel isolasi Rabu (25/4) Barghoutsi menyatakan bahwa pihaknya dan para pejuang Al-Qassam juga brigade Abu Ali Mushtofa lebih memilih mati syahid dan kematian lebih mereka sukai dibandingkan membolehkan izin kepada Israel untuk mengalahkannya atau para tawanan Palestina lainnya yang dikurung di sel pribadi.
Menjawab pertanyaan seputar kesehatan dan spiritnya Barghoutsi menegaskan bahwa kondisi kesehatannya sangat baik sejak hari pertama mogok makan sampai sekarang hari ketiga belas saya tidak merasa lemah sedikitpun hal ini berkat pertolongan Allah dan doa orang yang ikhlas. Sementara soal spirit dia menegasan pihaknya adalah orang yang teguh memegang akidah dan tidak akan pernah diubah maupun dijualnya.
Dalam pesannya kepada kelompok perlawanan tokoh Al-Qassam ini menyatakan “Saya tidak ingin solidaritas atau festival dukungan dan aksi long march. Sudah lewat enam bulan dalam penerapan perjanjian pertukaran tawanan saya berharap tidak lebih dari enam tahun atau 12 tahun lagi sementara kami menunggu proses pertukaran tawanan baru. Angkat senjata wahai pejuang bersenjata dan datangkan kepada kami tawanan Israel.”
Betikut petikan wawancaranya
Apakah Anda sehat-sehat saja? Bagaimana semangat dan spitit Anda?
Allah menjadi saksi bahwa sejak hari pertama saya mogok makan hingga sekarang hari ke-13 saya tidak pernah merasakan lapar sama sekali atau lemah. Hal ini berkat pertolongan Allah dan doa orang yang ikhlas. Sementara soal spirit dia menegasan pihaknya adalah orang yang teguh memegang akidah dan tidak akan pernah diubah maupun dijualnya. Akidah saya sederhana saya mati syahid atau menang. Karena itu apapaun hasil dari mogok makan ini saya tegaskan kepada kalian bahwa yang ada hanya antara dua kebaikan mati syahid atau menang. Semangat dan spirit saya tinggi dan saya hanya berharap dari kalian doa-doa.
Bagaimana perlakukan para sipir Israel terhadap keputusan kalian mogok makan apakah mereka tawar menawar atau menekan kalian?
Dinas penjara Israel sejak hari ini pagi-pagi sejak pengumuman mogok makan mereka selalu mengontak saya secara langsung. Mereka mengajukan kepadaku sejumlah penawaran murahan yang saya tolak mentah-mentah. Saya katakan saya akan melanjutkan mogok makan hingga keluar dari sel dan menerima kunjungan keluarga atau saya akan lanjutkan hingga Allah mengambil amanahnya. Saya tidak ingin kembali hidup di dunia dengan kondisi disel yang lebih mirip kuburan bahkan lebih buruk. Selama 13 hari yang lalu ruangan tahanan saya berubah empat kali. Terakhir pada 24 April. Saya dipindah ke sel penuh dengan air kencing dan kotoran manusia yang berbau sangat busuk. Namun saya masuk dalam keadaan tersenyum. Selama empat jam saya bersihan kotoran orang zionis itu agar saya bisa shalat subuh di sana dan agar bisa membaca Al-Quran. Saya terbiasa membaca setiap hari setelah shalat subuh. Mereka terus menawar saya dan menekan saya sementara saya tetap tegar. Saya petani timi dan zaitun.
Apa peran kalian dalam mengendalikan aksi mogok makan padahal Anda memulainya sendirian sebelum tawanan lain ikut?
Saya tidak memiliki peran atau memimpin aksi mogok makan ini. Sebab saya tidak ingin membebankan seorang pun atas keputusan yang saya ambil. Seperti saya katakan saya tidak ingin tawar menawar. Ini berarti mogok makan akan panjang dan bisa mengantarkan kepada kesyahidan. Agar Allah tidak bertanya kepadaku tentang seseorang yang mogok makan bersamaku atau mati syahid.
Saya sengaja memulai sendirian dan saya akan akhiri sendirian. Adapun di pertengahan ada yang ikut maka saya terimakasih.
Adalah jalan tengah dalam perundingan kalian dengan dinas penjara Israel?
Ya saya akan lanjutkan aksi mogok makan ini. Saya bicara tentang Abdullah Barghoutsi dan tawanan Palestina yang disel pribadi sampai tuntutan mereka dipenuhi. Kami adalah singa Al-Qassam. Tidak ada jalan tengah apapun. Saya tegaskan itu dengan sumpah demi Allah di atas Al-Quran bahwa mati syahid dan mati lebih mereka sukai dibandingkan membolehkan izin kepada Israel untuk mengalahkannya atau para tawanan Palestina lainnya yang dikurung di sel pribadi.
Kita adalah pejuang di lapangan dan pejuang senapan dan kami akan tetap bertahan menjadi pejuang di sel pribadi dengan tetap bertauhid dan beriman bahwa Allah bersama kami sebab kami ikhlaskan niat kepada-Nya saya tidak kepada yang lain.
Bagimana Anda melihat peran rakyat dan pemerintah resmi di Palestina dan negara Arab terhadap maslaah tawanan?
Saya sekarang di sel penyiksaan sejak 12 April lalu. Sayangnya saya tidak melihat peran rakyat dan pemerintah Palestina dan negara-negara Arab untuk membebaskan tawanan. Tapi saya tegaskan berdasarkan felling bahwa negara-negara “revolusi Arab” merespon dengan positif. Publik akan berbuat sekuat tenaga untuk membela tawanan Palestina di penjara Israel. namun di negara yang rezimnya masih militerisme suara akan dibungkam.
Melalui PIP apa pesan Anda? Untuk Saudara kalian para tawanan mogok makan?
Lanjutkan mogok makan mati syahid atau menang adalah tujuanku dan kalian. Jangan terima jalan tengah atau tawar menawar atau janji kosong.
Kepada perlawanan di Tepi Barat dan Palestina
“Saya tidak ingin solidaritas atau festival dukungan dan aksi long march. Sudah lewat enam bulan dalam penerapan perjanjian pertukaran tawanan saya berharap tidak lebih dari enam tahun atau 12 tahun lagi sementara kami menunggu proses pertukaran tawanan baru. Angkat senjata wahai pejuang bersenjata dan datangkan kepada kami tawanan Israel. Jangan kibarkan slogan kosong. Ketahuilah setelah Allah kami hanya punya kalian kaum perlawanan bangsa Arab dan umat Islam. (bsyr)