Tue 6-May-2025

Huwaidi: Masa Depan Arab Meyakinkan Israel Kalkulasi Ulang Strateginya (1)

Rabu 1-Juni-2011

Kairo – PIP: Pemikir besar Islam Fahmi Huwaidi menilai revolusi Arab dan tumbangnya rezim-rezim otoriter cukup menjadi faktor “menenangkan” di masa depan. Dengan situasi sekarang ia menilai Israel gelisah setelah jatuhnya tulang punggungnya di negara-negara Arab yang selama ini menjaganya.

Dalam wawancara dengan Markaz Filistini Lililam (Pusat Informasi Palestina) Ahad (22/5) Huwaidi mengatakan jika diamati hubungan antara Mesir dan Israel di depan akan menjadi sangat pelik. Sebab minyak akan menjadi peran penting seberapa jauh kemampuan Mesir mengendalikan infiltrasi zionis dan pengaruhnya terhadap perjanjian damai antara dua pihak. Ia mengisyaratkan bahwa Mesir saat ini perlu membenahi internal sekali lagi. Ia menjelaskan sejumlah faktor eksternal yang mendorong gerakan anti revolusi Mesir terutama intervensi Amerika dan zionis. Sebab Amerika tidak akan memperkenankan adanya system demokrasi yang bertentengan dengan kepentingannya. Karenanya mereka akan berusaha menggunakan dana senjata dan kekuatan internal untuk mewujudkan kepentingan mereka.

Soal rekonsiliasi menurut Huwaidi hingga kini belum kelihatan hasilnya. Rekonsiliasi itu sendiri akan menguntungkan baik di pihak Hamas atau Fatah. Abu Mazen sendiri kelihatannya ingin menggabungkan rekonsiliasi dan ingin menenangkan Amerika dan Israel pada saat yang sama.

Kolumnis handal Mesir ini memperkirakan Israel akan mengevaluasi dan mengkalkulasi ulang kemungkinan perang ke Iran Hizbullah atau Suriah atau Gaza sebab ada perimbangan baru di dunia pasca revolusi tidak pernah diperkirakan akan terjadi.

Berikut petikan wawancaranya

PIP: Bagaimana Anda membaca masa depan Israel di tengah peringatan “nakba” terutama di tengah revolusi Arab dan tumbangnya sejumlah rezim koalisi Israel?

Hwd: Barangkali terlalu diri bicara soal masa depan. Namun bisa kita katakan dua hal yang pasti. Pertama suara bangsa Arab sekarang sangat lantang dan kuat setelah selama beberapa tahun terakhir terpasung. Ini merupakan mukadimah bagi perubahan-perubahan penting di Timteng. Tanpa berlebihan ini menjadi faktor penenang bagi masa depan. Sebab jika bangsa kita masih berada di bawah hegemoni sebagian rezim dan penguasa maka nasib mereka akan selalu tertawan oleh penguasa itu. Apalagi kebanyakan penguasa itu tidak mewakili aspirasi rakyat.

Yang kedua Israel sekarang dalam posisi bertahan dan resah. Sebab semua perubahan tidak berpihak kepadanya. Di satu sisi Iran keluar dari poros mendukung eksistensi Israel sejak 30 tahun lalu kemudian Turki menjauh dari Israel di sisi lain rezim koalisi di Mesir sudah runtuh. Perubahan di Mesir penting sebab ini perubahan yang menempel dengan Israel. Berbeda dengan Iran yang berjauhan dengan Israel secara geografis. Sehingga Israel saat ini resah. Israel sendiri menyatakan mereka akan mengkalkulasi ulang strategi mereka sebab situasi tidak sama dengan sebelumnya. Para tuan-tuan yang menandatangani kesepakatan perdamaian termasuk Mubarak yang selam 30 tahun mendukungnya kini sudah hilang dari peredaran. Kalo boleh dikatakan intifada rakyat di dunia Arab apakah akan membuka intifada Palestina ke-3 atau tidak? Ada sejumlah ramalan bahwa Palestina sedang menanti intifadah ini.

Dari sisi realitas dan strategis sikap Israel sangat sulit dan mengalami kemunduran. Semua itu akan memihak kepada kepentingan Palestina secara langsung.

PIP: Dalam peringatan Nakba beberapa saat lalu Israel menggelar pembantaian besar terhadap pengunjuk rasa Palestina dan bangsa Arab. Apa pendapat Anda? Apakah ini menunjukkan Israel sedang kalap?

Hwd: Iya tentu dan sangat terganggu dengan itu. Kalkulasi ulang strategi Israel mulai dilakukan secara mendasar. Mereka bilang sendiri. Bahkan soal rencana menyerang Iran harus ditunda. Sebab situasi Mesir tidak tenang. Disamping Israel resah ada juga salah perkiraan dan sikap emosional. Bahkan ada suara-suara di dalam Israel meminta elitnya menyepakati dengan Palestina sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

PIP: Bagaimana hubungan Israel dengan Mesir di masa depan?

Ini tema pelik dan butuh waktu menyimpulkannya. Intinya perubahan dunia meresahkan Israel dan barat dari dua sisi: pertama kepentingan barat dan Amerika dalam permainan minyak dan lainnya. Kedua perubahan ini sudah berada di depan gerbang masuk Israel. karenanya urusannya tidak mudah dan membutuhkan nafas panjang dan strategi jangka panjang. Masalahnya bukan apa yang akan dilakukan Mesir terhadap perjanjian perdamaian? Namun pertanyannya apa kekuatan yang bisa dimiliki Mesir untuk mengekang infiltrasi Israel dan mengevaluasi kembali syarat-syarat dalam hubungan bilateral?

Kini mulai dikaji ulang penjualan gas Mesir ke Israel yang dulu harganya menjadi rahasia. Apakah ini mungkin akan menggagalkan kesepakatan perdamaian apa tidak? Ada sejumlah pertanyaan soal hubungan Israel dan Mesir di masa depan. Sebelum menjadi Menlu Nabil Al-Arabi pernah menyatakan “Kita harus mengkaji ulang kesepakatan perdamaian.” Ada perbedaan besar antara apa yang kita harapkan dan antara kemampuan riil Mesir untuk mewujudkan harapan itu terutama jika berhadapan dengan masalah ini. Sebab yang dihadapi bukan saja Israel namun Amerika dan koalisi barat yang disebut Tim Kuartet. Revolusi Mesir membutuhkan pengukungan posisi yang kini menghadapi masalah keamanan dan ekonomi. Mesir kini sibuk dengan urusan internal. Kini sedang kita tidak bicara konfrontasi militer. Namun minimal konfrontasi politik yang menekan dan memaksa Israel memberikan sesuatu kepada keamanan Arab atau Palestina. Minimal masih ada kesepakatan dimana Mesir komitmen namun Israel tidak. Makanya Israel harus dipaksa komitmen. Ini tuntutan legal.

Dimana Suriah dalam hal ini? Kini Suriah mengalami masalah internal. Yang kita ingin katakan Mesir berubah dan kini tidak jadi koalisi menenangkan bagi Israel. Mesir memiliki dituntutan untuk memulai merevisi syarat kesepakatan dengan Israel soal gas kemudian kesepakatan Cam David. Ini semuanya tergantung kepada posisi tawar yang kuat dari Mesir. Revolusi yang sudah tiga bulan belum bisa masuk dalam konfrontasi. Israel menghancurkan Mesir melalui agen-agennya yang menciptakan fitnah internal antara umat Islam dengan bangsa Qibti dan menghancurkan ekonomi. Kaum revolusi tahu apa keinginan mereka dan Israel tahu bahwa Mesir sudah berubah. (bsyr) bersambung

Tautan Pendek:

Copied